Banyak Pihak Bakal Dapat Kerja “Awasi” Debu Batubara
CIREBON- Walikota Cirebon Nasrudin Azis makin serius “menata” aktivitas batubara di Pelabuhan Cirebon. Azis ingin jaminan tidak ada lagi debu benar-benar berjalan sesuai harapan banyak orang. Untuk mengontrol itu, dia ingin ada tim pengawas. Banyak pihak pun bakal mendapat kerja untuk mengawal aktivitas batubara di pelabuhan. Terutama memastikan tak ada debu batubara yang mengganggu masyarakat Cirebon. Tim yang akan dibentuk itu terdiri dari KSOP, Pelindo, Polri, TNI AD, TNI AL, masyarakat, LSM, anggota DPRD, tim Pemkot Cirebon, Kantor Lingkungan Hidup (KLH), termasuk perwakilan media massa. “Ya semua komponen dilibatkan menjadi pengawas agar lebih netral,” kata Azis di sela-sela sidak bongkar muat batubara, kemarin. Sidak Azis ke pelabuhan langsung disambut Kepala KSOP Revolindo SH dan GM PT Pelindo Cabang II Cirebon Solikhin. Azis mengecek kondisi batubara serta truk untuk memastikan aman dari debu. Dia bahkan berdiri tepat di bawah alat berat yang mengeruk batubara dari tongkang dan dinaikkan ke truk. Tak hanya itu, Azis naik ke tongkang dan menghirup udara langsung selama di tongkang. “Untuk menjamin debu batubara tidak muncul lagi,” ucapnya. Walikota pun mengajak masyarakat untuk bisa mengawasi bersama-sama. “Jangan hanya menyoal bongkar muatnya, karena ini bagian dari perekonomian,” tambahnya. Azis mencontohkan, bongkar muat terigu bisa saja mengeluarkan debu. “Untuk itu jangan kita apriori terhadap bongkar muatnya, termasuk batubara. Kita harus melakukan pengawasan agar SOP-nya dijalankan secara konsisten. KSOP dan Pelindo sudah janji, jika tidak menjalankan bongkar muat sesuai SOP, maka mereka siap untuk ditutup,” tegas walikota. Saat sidak, walikota tak mengajak para wakil rakyat yang selama ini menentang aktivitas batubara. Azis beralasan tidak mengundang dewan karena kegiatan itu atas inisiatif sendiri. “Saya ke sini (pelabuhan, red) spontan dan inisiatif sendiri. Bahkan dalam perjalanan ke pelabuhan baru saya memberitahukan KSOP dan Pelindo,” katanya. Sementara Kepala KSOP Kelas II Cirebon, Revolindo mengatakan dermaga yang digunakan untuk bongkar muat batubara hanya 1 dermaga dengan kapasitas 3 tongkang. “Ini untuk sementarta sambil kita kaji lagi kesiapan Pelindo tentang sarana prasarana mengatasi debu batubara seperti apa,” ujar Revolindo. Muatan truk, kata Revo-, sapaan akrab Revolindo, harus rata dan ditutup diterpal sampai bawah. Untuk rute, tambah dia, nantinya truk keluar masuk melalui pintu Pos 1 (pelabuhan) dan menuju Tol Kanci, kemudian ke Tol Cipali. “Jadi tidak melalui Cadas Pangeran. Begitu juga pulangnya dari Bandung, semua tetap melalui Tol Cipali,” tandas Revo.(abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: