Pasar Kanoman Diminta Tetap Jadi Pasar Tradisional

Pasar Kanoman Diminta Tetap Jadi Pasar Tradisional

KEJAKSAN - Sikap bulat Keraton Kanoman yang menggandeng PT Inti untuk mengembangkan pasar Kanoman langsung mendapat dukungan dari Ketua DPRD, Edi Suripno MSi. Edi menghormati langkah yang ditempuh Keraton Kanoman. Sebab, perjanjian kerjasama sifatnya menajdi kesepakatan kedua belah pihak. “DPRD hanya mengingatkan supaya Pasar Kanoman, tetap pasar tradisonal. Pedagang lama tetap jadi prioritas,” ujar Edi, kepada Radar, Sabtu (1/10). Edi berpendapat, berakhirnya kontrak Keraton Kanoman dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar berintan merupakan akumulasi dari proses yang terjadi selama ini. Edi tak menampik, sebenarnya Perumda Pasar khususnya direksi yang saat ini menjabat, sangat menginginkan kembali mengelola Pasar Kanoman. Tetapi, dalam prosesnya Keraton Kanoman sudah menjalin kerjasama dengan PT Inti yang tinggal finalisasi. Politisi PDIP ini juga tidak menampik, di internal Keraton Kanoman ada perbedaan pendapat. Ada pihak yang menginginkan bekerjasama dengan Perumda Pasar, sementara pihak lain menginginkan dengan pihak ketiga. “Dualisme ini juga membuat pembicaraan dengan Perumda Pasar ngambang. Kemudian pemkot juga bingung menentukan sikap,” tuturnya. Sebelumnya, Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina ST menegaskan bahwa Keraton Kanoman sudah menggandeng PT Inti. Walaupun belum dituangkan dalam perjanjian tertulis, tapi PT Inti sudah mengurus perizinan ke dinas terkait. “Sudah final, insya Allah jadi dan sudah saya sampaikan ke Perumda Pasar,” ujar Arimbi. Arimbi mengungkapkan, kontrak dengan Perumda Pasar sudah habis terhitung 12 Juli 2016. Sebelum kontrak habis, Keraton Kanoman sebenarnya sudah berusaha mengajak Perumda Pasar bermusyawarah. Bahkan, pembicaraan itu diinisiasi Keraton Kanoman tiga tahun sebelum masa kontrak habis. Sayangnya, dirut yang ketika itu menjabat tidak pernah memberi kepastian. Dalam beberapa kali pertemuan, Keraton Kanoman selalu menanyakan kelanjutan kontrak. Lagi, lagi, Direktur Utama Perumda Pasar yang ketika itu dijabat Darwin Windarsyah SE MM, memberi jawaban klise. “Bilangnya selalu tunggu pak wali. Kalau ketemu lagi dan ditanya, ya bilangnya nanti tunggu pak wali. Selalu gitu,” ucap Arimbi. Padahal, kata dia, keraton hanya ingin tahu konsep pengembangan Pasar Kanoman. Ketika itu, Keraton Kanoman juga tidak terpikir untuk bekerjasaman pihak ketiga di luar Perumda Pasar. Tapi, upaya keraton untuk membangun komunikasi lagi-lagi mentah. “Responsnya sangat lambat. Lama, menggantung dan tidak ada kepastian. Kami berkesimpulan ini menghambat,” tegas dia. (abd)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: