Kopri Bertekad Cetak Pemimpin Perempuan

Kopri Bertekad Cetak Pemimpin Perempuan

KUNINGAN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Korps PMII Putri (Kopri) Kabupaten Kuningan menggelar acara dialog interaktif bertajuk Peran Perempuan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Gedung Wanita, akhir pekan kemarin. Dialog yang mengangkat soal gender itu sebagai wujud kepedulian PMII khususnya di tingkatan Kopri, dalam mencetak kader-kader pemimpin perempuan di masa mendatang. Hadir dalam kesempatan dialog interaktif itu, Ketua KPUD Kabupaten Kuningan Hj Heny Susilawati SSos MM, perwakilan BKBPP Kuningan, Wasekjend PAO Kopri PB PMII Yesi Fitriyanti SIP MSi, dam Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan Rasdi. “Tantangan mahasiswa, santri dan kaum muda saat ini tidak ringan. Selain persaingan makin ketat di saat makin terbukanya pasar komunitas ASEAN dan global, mereka juga menghadapi berbagai persoalan seperti ancaman narkoba dan rayuan gaya hidup hedonis,” papar Ketua PMII Kuningan Rasdi. Oleh sebab itu pihaknya berharap, kader PMII tetap fokus menatap masa depan. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas diri dan kreativitas menjadi kunci agar mampu bersaing, khususnya juga bagi Kopri agar perempuan setidaknya harus berani eksis dan berbicara di forum-forum. “Sebab, ini sebagai salah satu langkah awal untuk selanjutnya perempuan benar-benar siap menjadi pemimpin. Peran perempuan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat menenentukan dalam hal kemandirian ekonomi,” katanya. Sementara, Ketua Kopri Kuningan Siti Rofiah menambahkan, sebagai salah satu wadah kader kaum muda, PMII harus mampu memberikan kontribusi dan memberikan solusi atas persoalan bangsa. Oleh karenanya, perempuan harus mempersiapkan dan mengasah segala potensi yang dimiliki. “Sehingga keterlibatan perempuan di MEA mampu membawa perubahan ekonomi bangsa yang lebih baik,” ujarnya. Di dalam konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN kata Siti, ada konsep pemberdayaan ekonomi perempuan untuk meningkatkan lima perempuan di bidang ekonomi. Karena, dengan begitu maka tingkat kemiskinan akan berkurang, kemudian kemandirian perempuan akan tercipta. \"Memang sudah banyak perempuan yang menjadi pemimpin. Tapi saat ini perempuan yang menjadi pemimpin kurang banyak dibanding laki-laki. Seperti halnya dalam anggota DPR, perempuan hanya dikasih kursi 30 persen, tetapi itu juga tidak digunakan dengan maksimal. Tetap saja hanya laki-laki yang banyak,\"  pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: