Tarif Tujuh Tol Naik di 2017   

Tarif Tujuh Tol Naik di 2017   

JAKARTA – PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah mendapatkan persetujuan pemerintah untuk menaikkan sekitar 10 persen tarif dua ruas tol, yaitu tol Sedyatmo (tol Bandara Soekarno-Hatta) dan tol Cikampek. Tahun depan tarif tujuh ruas tol juga naik. Direktur Keuangan Jasa Marga Anggiasari Hindratmo menyatakan, tarif baru untuk dua ruas jalan tol itu mulai berlaku besok (13/10). Pihaknya sudah mendapat persetujuan pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). “Sesuai aturan pemerintah, setiap dua tahun kami mendapatkan preference untuk ajukan kenaikan tol sesuai inflasi. Ya, sekitar 10 persen lah,” katanya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (11/10). Kenaikan per ruas tol, menurut dia, hanya sedikit di bawah 10 persen. “Hasil kenaikan itu akan digunakan untuk capex (belanja modal, red) operasi dan dikembalikan ke masyarakat,” ujarnya. Bentuk pengembalian, antara lain, berupa perawatan ruas tol terkait, perbaikan jalan, dan peremajaan. Tarif tol Sedyatmo naik Rp500–Rp1.000, bergantung golongan kendaraan. Misalnya, kendaraan golongan I naik dari Rp6.000 menjadi Rp7.000. Kendaraan golongan III naik dari Rp9.500 menjadi Rp10.000 dan kendaraan golongan V naik dari Rp14.000 menjadi Rp15.000. Begitu juga tol Cikampek sepanjang 83 km yang terkenal sebagai jalan tol terpadat di Jawa. Tarif golongan I yang saat ini Rp13.500 akan naik menjadi sekitar Rp14.500. Dari sisi keuangan, Anggiasari menyatakan, kenaikan tarif tol tahun ini masuk perhitungan dalam target pendapatan sepanjang 2016. Namun, belum signifikan karena hanya dua bulan. “Dua bulan, dua ruas tol pula. Tidak akan signifikan. Mungkin untuk tahun depan,” ucapnya. Pada 2017, JSMR juga mendapatkan hak untuk menaikkan tarif tujuh tol lainnya. Semua tarif tol kali terakhir naik pada 2015. “Namun, itu pun dampaknya untuk tahun berikutnya (terhadap pendapatan, red),” katanya. Saat ini JSMR mencoba mengatur arus keuangan, terutama pinjaman yang bertenor 15 tahun diperpendek menjadi lima tahun. Hal tersebut mungkin dilakukan melalui penerbitan obligasi. “Iya, awalnya dari perbankan ya. Menjadi lima tahun karena performa kami baik kok,” ungkapnya. Tahun depan perseroan berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp8 triliun sebagai bagian dari target kebutuhan dana Rp19 triliun sampai 2019. “Namun, tahun depan kebanyakan untuk bayar obligasi. Rencana PUB (penawaran umum berkelanjutan) dua tahun. Mungkin pada kuartal pertama kami issue obligasi. Lihat market-nya nanti sih seperti apa,” ucapnya. Selebihnya, selain modal untuk memerkuat bisnis jalan tol, JSMR mulai menggenjot bisnis di luar tol. “Kami sekarang mulai menyadari bahwa tol itu sarana prasarana untuk mengembangkan bisnis. Jadi, kami mulai meningkatkan modal di JMP (Jasa Marga Properti),” jelasnya. (gen/c22/sof)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: