Masyarakat Kuningan Masih Ragu Minum Obat Kaki Gajah

Masyarakat Kuningan Masih Ragu Minum Obat Kaki Gajah

KUNINGAN - Meski Bupati Kuningan H Acep Purnama MH bersama Kepala Dinas Kesehatan Kuningan H Raji MKes dan para pejabat lainnya sudah memberikan contoh kepada masyarakat untuk meminum obat filariasis (penyakit kaki gajah), namun nyatanya tidak semua warga mau mengikuti meminum obat. Mereka masih banyak yang ragu untuk meminum. Sejumlah warga yang menerima obat lalu menyimpan obat tersebut. Sedangkan yang merasa tensinya di atas 150 dan punya riwayat jantung sudah pasti menolak meminum obat tersebut. “Obat saya sudah ambil dari posko tempat pembagian. Tapi hingga saat ini belum saya minum, masih ragu,” ucap Hipni yang mengaku tinggal di wilayah kota itu kepada Radar, Senin (17/10). Perempuan yang bekerja di kantor swasta itu menyebutkan, bukan tidak percaya dengan obat dari pemerintah. Tapi, perasaan ragu membuatnya tidak meminum. “Tahun lalu saya minum tapi sudah seminggu setelah pembagian, itu juga saya minum menjelang tidur,” tandasnya yang enggan menyebutkan tempat tinggal karena kasihan kepada petugas posko kalau obatnya tidak segera diminum. Bukan hanya Hipni, Fitriyani pun memilih tidak meminum obat karena rasa ragu akan dampak dari obat tersebut. Ada informasi setelah meminum obat itu menjadi mual membuatnya semakin ragu. “Saya kan di pasar sehari-hari, di antara pedagang selalu berbicara bahwa obat belum diminum karena ragu. Yang sudah diminum sih banyak tapi mereka bilang sedikit mual,” ujarnya. Mengenai dampak yang ditimbulkan dari kaki gajah membuatnya takut, maka keinginan untuk meminum timbul. Tapi, ketika mendengar mual jadi ragu. “Saya pasti meminumnya tapi nanti setelah perasaan saya yakin. Saya yakin pemerintah tidak akan membunuh warganya,” jelas dia. Sementara itu, Kadinkes H Raji MKes mengatakan, diharapkan dengan gerakan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis tahap II ini maka penyakit ini bisa dicegah. Bukan hanya itu tapi yang sudah terkena juga virusnya bisa mati sehingga tidak menyebar ke orang lain. Dikatakan, pemberian obat ini tidak berbahaya karena sudah lolos uji kesehatan. Untuk itu semua warga Kuningan berusia 2-70 tahun diwajibkan meminum obat ini. Total warga Kuningan yang masuk sasaran program ini adalah 1.060.498 jiwa. Adapun target sasaran dari program POMP Filariasis adalah 85 persen. Diterangkan, apabila pada siang hari dan sore hari warga masih bekerja dan merasa ragu, maka minum obat ini pada malam hari menjelang tidur. Dengan begini tidak akan ada keraguan justru akan merasa aman karena tubuh akan dilindungi dari serangan penyakit tersebut. Khusus bagi warga yang tensi darahnya 150 ke atas, maka lanjut dia, obat ini jangan diminum. Begitu juga bagi ibu hamil jangan diminum. “Kalau ragu konsultasi dengan petugas karena kami menyebar petugas di 1.405 pos minum obat. Mereka akan memberikan penjelasan yang rinci dan mudah dipahami,” ujar Raji yang menyebutkan kegiatan pemberian obat selama tujuh hari ke depan serentak di 32 kecamatan.(mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: