Selamat Tinggal Negeri Iraq
Brigade Tempur Terakhir Pulang ke Amerika Serikat BAGHDAD - Amerika Serikat (AS) memenuhi janjinya untuk menarik pulang seluruh armada tempurnya dari Iraq sebelum 31 Agustus tahun ini. Kemarin (19/8), Brigade Stryker 4, Divisi Infanteri 2, resmi meninggalkan Negeri Seribu Satu Malam. Brigade itu merupakan pasukan tempur terakhir AS yang masih bertahan di Iraq hingga kini. ”Ya benar. Serdadu terakhir menyeberang ke Kuwait pukul 06.00 pagi ini (kemarin, red),” tandas Letkol Eric Bloom, mengonfirmasikan eksodus pasukan AS, seperti dikutip Agence France-Presse. Sejak dini hari kemarin, seluruh personel Brigade Stryker 4, Divisi Infanteri 2, bergerak ke Kuwait lewat jalur darat. Sebelum pulang ke Negeri Paman Sam, mereka memang wajib transit dulu di Kuwait. Selama beberapa hari, pasukan tempur AS itu masih akan berada di Kuwait. “Butuh waktu lebih dari satu hari untuk membersihkan peralatan perang yang dipakai dalam pertempuran tujuh tahun terakhir. Setelah dibersihkan, peralatan itu harus ditata ulang dan dikemas untuk kemudian dikirimkan dengan kapal. Baru setelah itu, seluruh pasukan terbang pulang ke AS,” terang Bloom. Menurut dia, eksodus pasukan AS dari Iraq ke Kuwait sudah berlangsung sejak Rabu waktu setempat (18/8). Tapi, eksodus baru berakhir kemarin pagi. Sebanyak 1.200 personel Brigade Stryker 4, Divisi Infanteri 2, juga membawa 360 kendaraan militer. Mereka berasal dari Kamp Liberty yang terletak di pinggiran Kota Baghdad dan Kamp Taji di sebelah utara ibu kota. Dari kamp masing-masing, mereka berjalan ke arah selatan. Mereka menyusuri wilayah yang didominasi kaum Syiah menuju negara tetangga Iraq, Kuwait. Sembari mempersiapkan kepulangan mereka, para serdadu AS itu tinggal di Kamp Arifjan. “Brigade Stryker 4 sudah tiba di tujuan dan mulai berkemas-kemas. Mereka akan pulang dengan pesawat,” terang Kapten Russell Barnado dari Kamp Arifjan. Seluruh serdadu AS yang tiba di Kamp Arifjan kemarin tampak bersemangat tinggi untuk pulang. Tak terkecuali, Luke Dill. Dia bertugas di Iraq sejak berusia 18 tahun dan berpangkat prajurit. “Ini sesuatu yang akan saya banggakan seumur hidup. Saya tiba bersama pasukan pertama dan kini pulang sebagai yang terakhir,” tandas sersan kelahiran Olympia, Washington, itu dalam wawancara dengan Associated Press. Kendati brigade tempur terakhir sudah hijrah ke Kuwait, tidak berarti Iraq bersih dari serdadu tempur AS. Setidaknya, sampai akhir Agustus nanti, sekitar 6.000 serdadu tempur AS masih akan bertahan di Iraq. Mereka bertugas mengamankan Iraq bersama dengan pasukan nasional. “Kini, para serdadu tempur yang tersisa tersebar di seluruh penjuru Iraq,” terang Kapten Sarah Baumgardner. Per 1 September nanti, tidak akan tersisa satu pun serdadu tempur AS di Iraq. Yang tertinggal hanyalah 50.000 personel militer non-combatant alias non-tempur. Misi AS di Negeri Saddam Hussein yang sejak invasi 2003 lalu bertajuk “Operasi Pembebasan Iraq” pun akan berubah nama. Mulai September nanti, sebanyak 50.000 serdadu AS akan mengusung “Operasi Fajar Baru” di Iraq. ”Perubahan misi jelas mengubah sasaran dan tujuan operasi. Fokus kami yang semula pertempuran berubah menjadi stabilisasi keamanan,” kata Mayjen Stephen Lanza dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi AS, MSNBC. Bersamaan dengan itu, Washington juga menempatkan Duta Besar AS yang baru di ibu kota Iraq. Yakni, Dubes James Jeffrey. Kemarin, Jeffrey dilaporkan sudah tiba di Baghdad. Dari Washington, pemerintahan Presiden Barack Obama menyambut baik berakhirnya misi tempur Birgade Stryker 4, Divisi Infanteri 2. “Ini merupakan momen yang bersejarah. Tapi, kami belum akan mengakhiri misi kami di Iraq. Ada banyak hal penting yang masih harus kami upayakan,” ungkap Jubir Departemen Pertahanan AS, Philip Crowley. (hep/dos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: