Setiap Bulan, ODHA di Kuningan Bertambah 5 Orang

Setiap Bulan, ODHA di Kuningan Bertambah 5 Orang

KUNINGAN - Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Kuningan terus bertambah setiap bulannya. Pada September saja terjadi penambahan penderita sebanyak lima orang. Hal tersebut diungkapkan Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kuningan, Dedik Purnama. Dia menyebut, yang terkena HIV/AIDS itu bukan karena tertular akibat hubungan seksual saja, tapi juga karena pengguna narkoba jarum suntik (Penasun). “Mereka yang terkena adalah ibu rumah tangga, penyuka sesama jenis hingga PSK,” jelas Dedik kepada Radar Kuningan yang mengaku pada hari ini bertemu dengan KPA dan penggiat HIV/AIDS. Bertambahnya ODHA maka, kata dia, total penderita di Kuningan mencapai 332 orang. Jumlah ini dari tahun 2004 atau sejak kasus ini pertama kali ditemukan di Kuningan. Secara rinci dari jumlah 332 orang itu terdiri dari HIV 186 orang, AIDS 146 orang. Sedangkan ODHA meninggal sebanyak 179 orang dan yang masih hidup sebanyak 153 orang. Dari jumlah yang hidup itu, lanjut dia, hanya 101 penderita yang rutin berobat. Sementara sisanya hingga saat ini belum berobat karena faktor tidak punya uang untuk mendafatar ke BPJS dan juga untuk ongkos setiap kali minum obat. “Ini yang menjadi pemikiran kami setiap hari. Semoga ada donatur yang mau menanggung biaya daftar BPJS dan juga biaya rutin bulan. Mereka berhak hidup normal seperti orang lain maka harus dibantu,” ucap Dedik. Sebenarnya, menurut Dedik, penderita HIV/AIDS memiliki penghasilan, namun habis untuk biaya hidupnya. Keinginan untuk datang ke rumah sakit untuk minum obat antiretroviral (ARV) harus memerlukan ongkos. “Kenapa harus memiliki kartu JKN?, Hal ini agar mereka ketika ada biaya pemeriksaan seperti ronsen tidak mengeluarkan uang. Obatnya sendiri gratis,” jelas Dedik. Apabila tidak meminum obat, sambung Dia, maka virus yang ada di dalam tubuh sang penderita itu akan semakin berkembang dan akhirnya dapat mengakibatkan meninggal dunia. “Minum obat ARV sendiri sifatnya bukannya untuk menyembuhkan, tapi untuk mencegah virus agar tidak berkembang,” pungkasnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: