DKI 1 dan Rencana Lain Tuhan

DKI 1 dan Rencana Lain Tuhan

Oleh: Rio Kardus   NOMOR sudah diundi, tapi pemimpin bukan undian. Waktu , tenaga, pikiran juga harta dipertaruhkan untuk sebuah kemenangan dalam pemilihan kepala daerah. Untuk mendapatkan kekuasaan itu orang rela melakukan bahkan menghalalkan segala cara agar bisa merebut kemenangan. Dalam bingkai pilkada itu tertanamkan di kepala dan hati semua pendukung dan tim sukses bahwa hanya calonnyalah yang paling pantas memenangkan dan menduduki kursi DKI 1. Ambisi sudah membutakan pikiran, melupakan bahwa hanya akan ada satu pemenang di akhir, dan yang lain kalah. Tapi sebelum kita berkhayal tentang pestapora kemenangan masing-masing kandidat yang kita usung coba kita seimbangkan jiwa kita dengan skenario lain, bagaimana seandainya kandidat kita tak terpilih? Jika AHY yang kalah… Simbol orang muda yang cerdas dan mewakili generasi hari ini tak bisa dipungkuri melekat pada Agus. Energi ini mampu menghapus semua memori hitam di benak bangsa yang cenderung pelupa ini terhadap Partai Demokrat. Dan di saat yang sama AHY menjadi kekuatan baru bagi internal sturktur Partai Demokrat bahwa pemimpin baru telah lahir. Jika Agus ketua umum Partai Demokrat, bagi Indonsia akan menjadi penanda berganti nya generasi tua yang merasa tak tergantikan. Generasi tua yang tak pernah sadar diri untuk turun dari tahta kekuasaan. Bahwa Regenerasi adalah keniscayaan. Hukum alam yang tak bisa dilawan. Jika Ahok yang kalah… Jika Ahok bukan pemenang pilgub DKI, dengan relationship yang kuat dengan penguasa negeri maka karier hidupnya saya pastikan tetap akan lebih cemerlang dari Ahok hari ini. Dengan gaya kepemimpinannya yang profesional dan tegas maka akan banyak sekali tempat yang membutuhkan karakter ini untuk membenahi institusi pemerintah nasional. Salah satunya menjadi mentri BUMN, bayangkan akan seperti apa jadinya perusahaan milik negara ini di bawah kendali Ahok. Kita akan menyelamatkan uang ratusan triliunan rupiah yang jauh lebih besar dari anggaran DKI. Bahkan bisa jadi BUMN kita akan menjadi tulang punggung negara di tangan Ahok. Orang bersih, baik dan tegas seperti Ahok ini memang penting bagi bangsa yang cenderung korup ini. Jika Anis yang kalah… Orang cerdas dan bijaksana seperti Anis yang mampu menggerakkan ribuan bahkan jutaan orang pasti akan menjadi daya tarik tersendiri. Anis bisa berlabuh di partai politik seperti Perindo. Harry Tanoe bisa menjadi bapak bangsa yang concern dengan ekonomi dan memberikan kesempatan untuk yang muda membangun republik ini dengan intelektualitas. Pesona Anis akan menjadi kekuatan yang dahsyat bagi Perindo yang memiliki chanel komunikasi yang komplit dari TV, radio, print mau pun outdoor. Atau bisa juga Anis tetap membesarkan “Indonesia Mengajar” yang kelak di 2019 bisa menjadi kendaraannya untuk RI 2. Atau mungkin RI 1? Dengan kualitas peserta pilgub DKI kali ini saya ingin ingatkan pada kita semua. Mari jadi pendukung, tim sukses berjuang untuk kemenangan sang kandidat tapi jangan halalkan segala cara untuk mewujudkan itu. Tak perlu kita terpecah-pecah. Saling benci satu sama lain. Menyerang dengan agama, etnis, sinis, bisnis dan segalam macam nis yang lain. Sisipkan di pikiran kita bahwa Tuhan punya rencana yang terbaik bagi DKI, juga bagi orang-orang terbaik ciptaannya. Dengan peserta pilgub DKI yang berkualitas kali ini adalah tanda kehadiran Tuhan pada pilgub DKI. AHY nomor 1, AHOK nomor 2 dan ANIS nomor 3. Selamat berkompetisi Jakarta... *Penulis, pengamat Pilkada DKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: