Viona Fitrya, Cantik Saja Tidak Cukup
UNTUK menjadi model profesional, cantik saja tidak cukup. Tetapi perlu diimbangi dengan wawasan yang luas, sikap dan kepribadian yang baik serta mampu menempatkan diri dalam lingkungan dan tidak mudah terbawa arus negatif. Itu yang menjadi prinsip Viona Fitrya yang merupakan gadis asal Kelurahan Winduhaji Kecamatan Kuningan. Dara kelahiran 13 Februari 2001 yang akrab disapa Vio ini mencoba terjun ke dunia modeling. Awalnya memang ragu memilih dunia model namun keluarga serta teman-teman mendukungnya untuk maju. Berkat kerja keras dan tekad bulatnya semua keraguan itu ditepisnya dengan pembuktian raihan prestasi bergengsi dunia model. Seperti baru-baru ini terpilih menjadi juara 2 Brand Fashion Indonesia di Karawang setelah menyisihkan puluhan model se-Jawa Barat. Di samping prestasi bergengsi lainnya baik tingkat kabupaten maupun nasional. “Aku bersyukur atas pretasi ini, salah satu impian aku di modeling memang untuk berprestasi. Dan terima kasihku yang paling besar kepada kedua orang tuaku yang selalu mensupport,” ujar anak kedua dari pasangan Dedi Junaedi dan Yati Rusmiyati itu kepada Radar, kemarin (20/11). Prestasi lainnya yang pernah diraihnya di antaranya Juara Umum Boy And Girl Next Supermodel Competition, Juara 2 Fashion Show Busana Muslim AS Putra Kuningan, Juara 2 Photogenic Brand Fashion CCM Manajemen Jakarta. Kemudian, The Best Performance Model di Karawang, The Best Talent Merah Putih Wonderland Karawang , Juara Harapan 1 D’Icon Talent Hunt Bandung dan Juara Harapan 2 Busana Muslim Ramadhan Kabupaten Kuningan. Prestasi tersebut diraihnya dalam kurun waktu 5 bulan saja sejak terjun ke dunia modeling. Bagi Vio, dunia modeling selain untuk prestasi juga membentuk kepribadiannya supaya lebih baik lagi, mempunyai mental yang bagus, rasa percaya diri selain tentunya menyalurkan bakat seni tampil di panggung catwalk maupun sorotan kamera. Rasa percaya dirinya memang semakin meningkat, mendapat banyak teman dan keluarga baru, namun ia juga harus pandai membagi waktu antara sekolah dan hobinya itu. “Aku tetap menomorsatukan sekolah kok, Modeling hanya sebagai pengembangan diri dan penyaluran hobi aja, selain itu juga memanfaatkan waktu untuk hal positif. Alhamdulillah ortu mendukung penuh langkahku dengan memberikan dukungan penuh,” ujar siswi yang duduk dibangku Kelas X SMK Auto Matsuda Kuningan itu. Dari modeling banyak mengambil positifnya, seperti sejak dini membiasakan hidup disiplin terutama dalam membagi waktu antara kewajibannya sebagai pelajar. Kemudian, berlatih modeling seminggu tiga kali, dan juga olahraga renang.(mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: