Istri Bupati Bangga Kreasi PKK Kasokandel

Istri Bupati Bangga Kreasi PKK Kasokandel

KASOKANDEL - Ketua PKK Kabupaten Majalengka, Hj Imas Indrawati Sutrisno SE mengaku bangga dengan upaya yang telah dilakukan Ketua PKK Kecamatan Kasokandel Iceu Roni Setiawan dan pengurus. Khususnya dengan lomba menu makanan nonberas dan nonterigu antar desa seKecamatan Kasokandel, akhir pekan lalu  (20/11). PKK Kasokandel dan jajarannya berhasil menggelar lomba menu makanan dengan bahan nonberas dan nonterigu, dengan menghasilkan pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman. Menurut Imas, pola konsumsi masyarakat Indonesia di tahun 2009 masih didominasi konsumsi energi dari kelompok padi-padian (beras dan terigu). Tingkat konsumsi beras Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, dan angka pengguna terigu juga terus meningkat hingga mencapai jutaan ton per tahun yang sebagian besar digunakan untuk pembuatan roti, kue, mie dan lain-lain. “Padahal negeri kita kaya akan umbi-umbian yang bisa menggantikan fungsi terigu sebagai bahan utama pembuatan aneka kue dan mi. Fenomena ini bisa kita lihat saat musim pernikahan, yang biasanya kita akan diberi undangan dengan bingkisan roti yang notabene berbahan utama terigu,” ujarnya. Sesuai program PKK pusat dan provinsi, PKK Majalengka telah melakukan berbagai upaya pembinaan terhadap pengurus PKK di tingkat kecamatan. Salah satunya melalui lomba cipta menu sarapan pagi beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA), yang bahan utamanya nonberas dan nonterigu. Ternyata lomba tersebut berhasil dilaksanakan di setiap kecamatan, salah satunya oleh PKK Kecamatan Kasokandel. Diharapkan lomba cipta menu ini mendorong percepatan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, dan akan muncul satu atau beberapa kue khas Majalengka yang bisa dipasarkan untuk menarik wisatawan. PKK juga berharap menu berbahan baku nonberas dan nonterigu tidak hanya saat lomba, tapi terus dibuat sehari-hari. “Sehingga masyarakat tidak lagi mengandalkan beras dan terigu, namun umbi-umbian yang banyak di sekitar kita. Bahkan masyarakat mudah memperoleh bahan-bahan lokal tersebut di kebun atau membeli di pasar-pasar tradisional,” pungkasnya. (har)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: