Persoalan Sampah Pemkab Serahkan ke Desa
KARANGWARENG - Sejumlah warga dari berbagai desa di Kecamatan Karangwareng, mengikuti bimbingan teknis mengenai pengelolaan sampah berbasis masyarakat dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) di Aula Kecataman Karangwareng, Selasa (22/11). Kepala Subbid Tata Lingkungan, Arie Skripsianti SSi MT mengatakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat sudah ada instruksi khusus dari Bupati Cirebon. Kondisi itu, yang kemudian diedarkan ke pemerintah kecamatan hingga pemerintah desa. \"Sudah ada instruksi dari pak bupati soal pengelolaan sampah berbasis masyarakat di desa. Maka dari itu, kita tindaklanjuti dengan surat edaran dan melakukan bimbingan teknis. Sampai akhir tahun ini, kita akan adakan di 13 kecamatan,\" sebutnya, kepada Radar Cirebon. Dikatakan dia, saat ini untuk mengelola sampah dibutuhkan peranan masyarakat agar bisa mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Salah satunya menggunakan metode reduce, reuse dan recycle, melalui pembentukan bank sampah. Terpentinng, dengan adanya bimtek ini, masyarakat bisa menyadari adanya nilai ekonomis terhadap sampah. \"Kita ingin di desa-desa bisa dibentuk bank sampah, dan ini harus diisi oleh orang-orang yang benar-benar mau mengelola sampah. DAn kita ingin kegiatan ini bisa ditindaklanjuti, sampai jalan. Kita akan bantu dalam membentuk bank sampah ini,\" terangnya. Namun, perlu adanya komitmen yang kuat terlebih dahulu dari masyarakat. Sehingga dari pertemuan ini, ada pertemuan lanjutan. Sebab pihaknya ingin agar permasalahan sampah bisa selesai di tingkat masyarakat. Sementara itu, Sekretaris Camat karangwareng, Samsudin menjelasakan untuk sarana dan prasaran pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menganggarkan dalam mengelola sampah. Terpenting, yang dibutuhkan saaat ini, adalah Sumber Daya Manusia yang siap mengelola bank sampah. \"Pasti untuk membentuk bank sampah itu, perlu adanya sarana prasarana. Kita akan dorong melalui pemdes masing-masing,\" tukasnya. Di lain sisi, pengurus sanggar lingkungan hidup, Cecep Supriattna menjelaskan, beberapa daerah di Jawa Timur sudah menerapkan bank sampah, yang kemudian menghimpun sampah dengan memberikan nilai ekonomis melalui penukaran alat tulis, sembako, hingga token listrik. Hal ini bisa juga diterapkan oleh masyarakat. \"Kenapa tidak ditukar uang, itu kurang bagus. Yang lebih edukatif kita berikan pilihan penukaran sampah, berupa ATK, sembako dan token listrik,\" sebutnya. Dalam membentuk bank sampah, langkah yang harus dilakukan adalah membentuk kelompok kerja yang terdiri dari pencatat, penimbang, pengepak, ketua, bendahara dan sekretaris. Kemudian langkah kedua, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencari nasabah yang akan menabung di bank sampah. Lalu selanjutnya, mengadakan sarana dan prasarana. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: