Bukan Keracunan, Tapi Ada Benturan di Kepala
CIREBON- Hasil otopsi dari RS Bhayangkara Losarang atas meninggalnya Khusnul Khotimah (8) siswi SDN 1 Karangsari, Kecamatan Weru, belum dirilis. Sebelumnya, muncul dugaan korban meninggal karena keracunan usai santap jajanan di sekolah. Tapi kemarin keluarga menyebut ada bekas benturan di kepala. Ayah korban, Wasiman, mengaku sudah mendapatkan petunjuk hasil optopsi dari tim dokter. Disebutkan bahwa di dalam tubuh korban tidak ditemukan zat kimia yang tercampur di dalam makanan atau jajanan yang dikonsumsi korban. Wasiman mengatakan justru ada luka di bagian kepala yang disebut seperti benturan benda tumpul. “Waktu anak saya dibawa ke Indramayu saya kan ikut mendampingi. Setelah semua selesai, saya diberi tahu oleh tim dokter bahwa putri saya itu tidak keracunan makanan, tapi terdapat luka di bagian kepala. Kayak ada bekas benturan benda tumpul yang membuat anak saya meninggal dunia,” katanya saat ditemui Radar di rumahnya, Rabu (23/11). Wasiman pun menduga putrinya terkena benturan benda tumpul saat bermain. “Kemungkinan anak saya ini kebentur saat bermain. Soalnya sebelum anak saya berteriak kesakitan, sempat bermain guling-gulingan di teras. Kemudian terbentur bebatuan sehingga anak saya merasa kesakitan,” ujarnya. Wasiman sendiri mengaku sudah mengikhlaskan kepergian putrinya. Menurutnya hal itu sudah kehendak Tuhan dan tidak bisa ditolak. “Saya sekeluarga ikhlas ridha. Kami hanya bisa mendoakan anak yang terbaik buat putri kami,” kata Wasiman. Terpisah, Kapolsek Weru AKP Dudi Permadi melalui Kanit Reskrim Ipda Uton mengatakan pihaknya justru belum menerima hasil visum dari RS Bhayangkara Losarang Indramayu. “Kalau pihak keluarga bisa mengetahui ada benturan di kepala, itu mungkin tim dokter memberikan hasil sementara. Tapi kalau hasil visum keseluruhannya kami belum menerima,” kata Uton. Seperti diberitakan, Khusnul Khotimah tiba-tiba seperti menahan sakit di kepala usai istirahat olahraga dan menyantap jajanan yang dijual oleh pedagang keliling di sekolahnya. Peristiwa itu terjadi Senin (21/11). Anak ketiga dari empat bersaudara itu seperti tidak sadarkan diri. Kondisinya menurun dan menghembuskan nafas terakhir saat menjalani penanganan medis di Puskesmas Karangsari. Teman sekelas korban, Isma (8), mengatakan pagi itu ia dan teman-teman sekelasnya baru saja olahraga. Isma dan korban serta teman-teman lainnya mengikuti mata pelajaran olahraga. Salah satu materinya adalah lomba lari. Jam pelajaran olahraga baru selesai ketika bel istirahat berbunyi. Isma dan korban serta teman-temannya yang lain kemudian mendatangi para penjual yang sudah berjualan di sekitar sekola. Dan yang paling banyak dikerumuni oleh anak-anak adalah tukang penjual es. Usai jajan, para siswi kembali bermain. Mereka saling lari dan kejar-kejaran menunggu jam masuk pelajaran berikutnya. Saat itu, tiba-tiba korban berjalan memisahkan diri dan duduk di teras kelas. Korban tiba-tiba tiduran di lantai dan terus memegangi kepala. Kondisinya menurun dan tak tertolong di Puskesmas Karangsari. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: