Perpustakaan 400; Panas, Pengap dan Kurang Buku

Perpustakaan 400; Panas, Pengap dan Kurang Buku

KESAMBI –Kebijakan mengelola dan meningkatkan Perpustakaan 400 yang menjadi ikon Kota Cirebon, tidak dibarengi dengan dukungan anggaran dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda). Ketua Komisi C DPRD, Doddy Ariyanto menilai, kondisi Perpustakaan 400 tidak layak. Interiornya tidak membuat nyaman pengunjung. “Panas dan pengap. Ini membuat masyarakat tidak nyaman membaca,” ucap Doddy, kepada Radar, Rabu (23/11). Tak heran, ujar Doddy, Bapusipda identik dengan kesan tempat pembuangan PNS di lingkungan Pemkot Cirebon. Padahal, Bapusipda garda terdepan dalam mencerdaskan masyarakat. Perustakaan 400 juga ternyata masih kekurangan banyak buku. “Saya berharap pemkot meningkatkan kualitas dan kuantitas arsip maupun perpustakaan. Anggarannya minim sekali,” tutur Doddy. Kendati demikian, Doddy berharap Bapusipda tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran APBD Kota Cirebon. Idealnya setiap RW ada perpustakaan. Dari 240 RW yang ada, hanya tiga RW yang memiliki perpustakaan layak. Kepala Bapusipda, Drs M Korneli MSi mengatakan, arsip berperan vital bagi manusia. Namun, harus diakui kondisinya belum optimal. Khususnya terkait keberpihakan anggaran. Kabupaten Cirebon anggaran untuk arsip Rp7 miliar. Kota Cirebon dengan dikelilingi kampus dan sekolah hanya Rp300 juta di tahun ini. Tahun 2017 ada penambahan menjadi Rp350 juta. Di samping itu, SDM di Bapusipda belum memadai. “Arsip perlu tenaga khusus. Menata arsip itu berisiko tinggi. Termasuk ancaman kesehatan. Umigasi atau pemeliharaannya juga tinggi,” terangnya. Membagi beban, Korneli ingin di setiap SKPD ada pengelola arsip. Kondisi serupa terjadi pada perpustakaan. Padahal, perpustakaan punya peran penting dalam menggenjot minat baca. Sayangnya, bukunya belum update. Secara keseluruhan, anggaran Bapusipda tahun ini hanya Rp1,9 miliar. Tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi Rp2,7 miliar. Pasalnya, mulai 1 Januari 2017 Bapusipda menjadi tipe A dengan penambahan bidang dan unsur terkait lainnya. “Kami punya impian perpustakaan dan arsip sistem digitalisasi. Bukunya lengkap, ruangan nyaman. Tetapi itu masih menjadi mimpi saja,” ucapnya. (ysf)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: