Mabes Polri: Ada Indikasi Aksi Teror Besar pada 2020
JAKARTA - Seorang anggota Densus 88 Anti Teror yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa RPW sebenarnya berkomunikasi secara langsung dengan Bahrun Naim. Caranya, melalui aplikasi telegram. ”Bisa jadi juga belajar dari Bahrun Naim soal bahan peledak ini,” ungkapnya. Laboratorium bahan peledak ini, lanjutnya, merupakan bagian dari rencana jangka panjang kelompok teror. Rencana jangka panjang itu aksi teror pada 2020. ”Aksi yang mereka inginkan menjadi semacam puncaknya,” tuturnya. Bahkan, aksi itu bisa disebut berupaya untuk mencapai revolusi. Dia menjelaskan, saat ini memang ada indikasi bahwa kelompok-kelompok teror itu mulai menyatukan visi dan misi. ”Ada indikasi semua jaringan teror itu bergabung menjadi satu kelompok besar,” paparnya. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar membenarkan bahwa ada indikasi aksi teror besar pada 2020. Posisinya, saat ini kelompok teror itu sedang melakukan konsolidasi. ”mereka sedang latihan dan sebagainya,” terangnya. Apa pun bentuk aksi teror tersebut, Polri akan berupaya mencegahnya. Dengan berbagai tindakan seperti penangkapan dan penindakan. ”Sehingga, aksi itu tidak bsia dilakukan,” ujarnya. Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror menangkap seorang berinisial RPW. Dia kedapatan membuat laboratorium bahan peledak yang mampu membuat TNT dan RDX. Kekuatan bahan peledak ini lebih besar dari pada Bom Bali I dan II. (idr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: