Teater Repertoar Hijau Cirebon Menggugah Lahirnya Seni Pertunjukan

Teater Repertoar Hijau Cirebon Menggugah Lahirnya Seni Pertunjukan

Pada masa di mana pembangunan mulai ditata bersama janji yang dibuat penguasa, berharap memperoleh hidup baik yang tertata ternyata hasilnya sama saja. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon PANGGUNG itu redup. Perlahan tata lampu menyoroti satu aktor yang membawa tongkat bantu duduk termenung di tengah panggung menunggu kelahiran seorang bayi. Kemudian muncul aktor lain yang berteriak dan berorasi layaknya mahasiswa menuntut keadilan. Adapula aktor yang sibuk kesana kemari dengan sedikit bicara seperti berpantomim yang mengisyaratkan cerita kegagalan asmara. Di tengah persoalan masing-masing aktor, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Tangisan yang ditunggu-tunggu dan kelahiran yang ”melegakan”. Sebuah awal cerita dari pertunjukan Repertoar Hijau dari Fieldtrip Performing Art di Gedung Nyi Mas Rarasantang, Minggu (27/11). Gambaran huru-hara peristiwa Mei 1998. Sebuah peristiwa bersejarah yang membawa bangsa Indonesia pada babak baru perjalanan bangsa. Sutradara, Abimanyu P Perdana ingin menyampaikan Pembangunan Pasca 1998 lewat Repertoar Hijau. \"Kelahiran menyimbolkan kebebasan dan dari sini muncul apakah kebebasan benar-benar awal dari sebuah pembangunan?\" ujar Abimanyu. Pertunjukan dilanjutkan dengan cerita pasca 1998 mulai dari kehidupan ekonomi hingga pemerintahan. Ada cerita krisis ekonomi. Muncul juga aktor-aktor yang berperan sebagai calon presiden dan melakukan aksi debat kandidat. Abimanyu sengaja mengangkat tema tersebut karena berawal dari kegelisahannya menilai julukan ”bapak pembangunan” yang ada atas peristiwa 98. \"Meminjam kalimat Putu Wijaya dalam Monolog Kemerdekaan, bahwa dalam monolog itu diceritakan ada sekumpulan burung dalam sangkar emas yang diberi kemerdekaan bebas, bebas terbang kemana saja. Tapi akhirnya burung-burung itu bingung, siapa yang memberi makan, dimana mereka berlindung, kalau ada pemburu bagaimana. Nah itu juga yang sama dengan bangsa kita,\" terang pria berkacamata itu. Pertunjukan Repertoar Hijau menghadirkan aktor Dikki Aji Pangestu, Maisyarah Mazlan, Ikhwanush Shafa, A Ali Mardjuki, Ita Lufiana, M Shodik dan Abimanyu. Penata Adegan, M Shodik mengajak penonton yang hadir untuk ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai simbol persatuan. \"Perbedaan apapun lebih indah dengan semangat yang sama. Meskipun masih banyak kekacauan dimana-mana, mari bersama satukan asa, toh kita masih membangun sampai saat ini,\" pesan Abimanyu. Seperti yang diketahui, Fieldtrip Performing Art yang berdiri sejak 25 Desember 2009 selalu bergerak untuk membuat karya-karya pertunjukan teater dengan atau tanpa dana sokongan dari pihak manapun. Walau kadang terseok jatuh lalu mencoba bangkit kembali dan terus mengekspresikan karyanya bukan hanya di DI Jogjakarta namun juga Fieldtrip Performing Art berkeliling ke beberapa kota kecil di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan mancanegara. Teater Repertoar Hijau tak hanya tampil di Cirebon, tapi juga di Jogjakarta, Brebes, Bandung, Jakarta, Malaysia dan Singapura. \"Cirebon salah satu kota yang sebetulnya punya barometer kesenian kuat, tapi entah kenapa ada hal yang kurang muncul. Semoga dengan hadirnya Fieldtrip Performing Art dapat menggugah semangat berkarya para seniman, khususnya dalam seni pertunjukan,\" harapnya. (*)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: