Kondisi di dalam Masjidil Haram Makkah saat ini sudah berubah. Hanya pintu utama King Abdul Azis hingga kini belum rampung dibangun paska jatuhnya crane (alat berat proyek) pada tahun 2015.
MASIH belum lupa dari ingatan kita pada Jumat sore pada 11 September 2015 sekitar pukul 17.30. Alat berat proyek jatuh menimpa jamaah yang mengakibatkan puluhan jamaah haji asal Indonesia meninggal dunia. Dampak jatuhnya crane hingga sekarang proyek pembangunan masih dihentikan, termasuk pembangunan pintu utama King Abdul Azis.
Kami bersama rombongan jamaah Darul Falah Tour Singaraja Indramayu tak melihat satu pun pekerja di dalam Masjidil Haram selama dua hari di Makkah. Hal ini dibenarkan oleh guide jamaah, Sutrisno, paska jatuhnya crane sampai hari ini belum ada aktivitas pembangunan proyek. Hanya ada beberapa crane yang tampak terlihat di atas masjid dibiarkan. Sehingga, lanjut Sutrisno, belum tahu kapan pembangunan Masjidil Haram akan selesai.
\"Coba saja kita lihat pembagunan pintu utama King Abdul Azis, sampai sekaranga pembangunan belum berjalan,\" jelas pria yang sudah lama tinggal di tanah suci ini.
Pintu utama King Abdul Azis masih tidak bisa dilewati. Sehingga jamaah harus memasuki pintu lainnya guna melaksanakan salat wajib dan sunnah. Untuk hari pertama sampai di tanah suci, jamaah umrah reguler gelombang satu dan dua langsung melaksanakan ibadah Tawaf dan Sai dengan dipimpin KH Syaerozi Bilal Ilyas dan Ustadz Munsit.
Semua jamaah mengikuti ibadah umrah dengan mengelilingi Kakbah atau tawaf sebanyak 7 kali dan Sai dari Sofa ke Marwa juga 7 kali berturut-turut. Pelaksanaan Tawaf dan Sa\'i selesai pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Mereka sebagian besar takjub melihat Majidil Haram yang didalamnya terdapat Kakbah sebagai ikblat orang Islam.
Karena sebagian jamaah baru pertama melakukan umrah reguler. Apalagi tempat hotel yang ia tempati itu persis di depan masjid dan keluar dari masjid langsung bisa masuk ke lokasi pusat perbelajaan. Semua pusat perbelanjaan di Kota Makkah itu pintunya tembus ke halaman masjid sehingga mereka yang baru saja selesai salat sudah pasti masuk ke pintu mal.
Mereka langsung bisa berbelanja dari mulai belanja pakaian, makanan ala tanah suci hingga ala Indonesia semua ada di sana.\"Saya benar benar terharu melihat Masjidil Haram dan Kakbah. Baru pertama lali ini saya bersama istri dan mertua bisa ke Tanah Suci,\" terang Udin, warga Kerticala, Kecamatan Tukdana kepada Radar. Hari kedua, rombongan Darul Falah Tour kembali diajak melakukan ziarah luar atau wisata religi ke sejumlah tempat yakni, Gunung Tsur, Goa Tsur, Arofah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Kirona dan Jabal Nur. (*)