Suasana Mencair, Presiden: 212 Itu Damai

Suasana Mencair, Presiden: 212 Itu Damai

JAKARTA- Aksi 212, Jumat (2/12), diyakini akan benar-benar damai dan penuh dengan kesejukan. Bagaimana tidak, para tokoh sudah sepakat menjadikan momen tersebut menjadi ajang doa bersama. Selain kepolisian yang makin cair, sikap serupa juga disampaikan Presiden Jokowi. Jokowi tampak lega saat berbicara mengenai aksi yang akan berlangsung lusa itu. “Jadi yang ada adalah doa bersama, baik sebelum maupun setelah Jumatan,” ujarnya usai memimpin peringatan HUT ke-45 Korpri di Silang Monas Jakarta Pusat kemarin. Begitu pula saat konsolidasi kebangsaan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Istana Merdeka kemarin. Salah satu yang dibahas adalah rencana komunikasi yang lebih intensif lagi. Baik dengan partai pendukung maupun dengan berbagai tokoh masyarakat. “Kita ini sangat sering bertemu tetapi memang ini akan lebih diseringkan lagi sehingga semuanya tersambung,” lanjutnya. Dengan komunikasi yang baik, Jokowi pun meyakini setiap persoalan yang dihadapi bangsa Indonesai akan lebih mudah untuk diselesaikan. Sebetulnya, tutur Jokowi, dia sudah sering menggelar pertemuan dnegan para tokoh. Hanya saja, lebih sering tertutup dan bersifat informal. Sedangkan, pertemuan terbuka belum banyak dilakukan. Hal senada disampaikan Muhaimin. Menurut dia, PKB sejak awal menyuarakan bahwa aspirasi tidak harus disampaikan lewat aksi demonstrasi. Bisa lewat jalur politik di DPR, bisa ke menteri, atau melalui partai. “Apalagi pesan yang disampaikan pada tanggal 4 (November) itu sudah tertangkap jernih oleh semua pihak, termasuk Presiden,” tuturnya. Sementara itu, setelah ada titik temu antara Polri dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, berbagai persiapan aksi 212 terus dimatangkan. Polri memastikan pengamanan aksi tersebut akan dilakukan bersama dengan panitia aksi dari MUI. 22 Ribu personil Polri dan TNI dipersiapkan. Kadivhumas Polri Irjen Boy Rafli Amar menjelaskan, dalam aksi 2 Desember itu ada kerja sama antara Polri dengan peserta aksi. Karena ada rencana aksi dengan berdoa dan Salat Jumat, maka semua kebutuhan dipenuhi bersama. “Polri dan panitia aksi bekerja sama untuk menyiapkan berbagai fasilitas. Seperti, tempat wudhu, arah kiblat, panggung, posko kesehatan dan membuka akses masuk,” jelas Boy. Bahkan, saat awal peserta demonstrasi mulai berkumpul, rencananya GNPF MUI akan menyiapkan sejumlah tim yang akan mengarahkan agar peserta demo masuk ke komplek Monas. “Agar tidak berhenti di Bundaran HI atau di sekitar Medan Merdeka,” terangnya. Demo dan Salat Jumat itu dijadwalkan mulai pukul 08.00 hingga pukul 13.00. Namun, Polri memprediksi proses peserta demo pulang sekitar pukul 15.00. “Nantinya, ulama-ulama akan ikut mengantar mereka pulang. Jadi, semua dikerjasamakan,” jelasnya. Untuk jumlah personil yang mengamankan aksi mencapai 22 ribu orang. Personil itu terdiri dari Polri, TNI dan pemda. Bahkan, semua laskar pemuda juga dilibatkan untuk mengamankan aksi. “Harapannya, mereka semua mengikuti imbauan GNPF agar tidak membawa senjata tajam, bambu runcing dan sebagainya,” jelasnya. Berapa prediksi kepolisian soal jumlah peserta aksi 212? Boy mengatakan, kemungkinan jumlah perserta demonstrasi antara 50 ribu hingga 200 ribu. Namun, bisa jadi lebih dari jumlah tersebut. “Kalau jumlahnya lebih nanti bisa di luar Silang Monas, salatnya dan sebagainya,” ungkapnya. Tak hanya itu, karena imbauan PO Bus tidak mengantar peserta demo sudah dicabut, kepolisian berupaya untuk menjemput peserta demonstrasi dari Ciamis yang memutuskan jalan kaki ke Jakarta. “Kami membantu mereka, koordinasi dengan setiap polres yang dilewati,” ujarnya. Yang juga penting, Polri berupaya untuk terus berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait proses kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama. “Penyidik akan aktif untuk berkonsultasi agar bisa perkara ini ke penuntutan secepatnya, kalau bisa pekan depan,” ungkap Boy. Sementara secara mendadak, pukul 12.30 kemarin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi Kejagung. Namun, dia sama sekali tidak berkomentar terkait kedatangannya. Kemungkinan Kapolri bertemu dengan Jaksa Agung M. Prasetyo membahas soal kasus dugaan penistaan agama. Kapuspenkum Kejagung M. Rum justru mengaku tidak mengetahui adanya kedatangan Kapolri. Yang pasti, saat ini Kejagung sedang meneliti berkas formil dan materil kasus tersebut. “Kalau bisa, malah segera tentukan sikap besok pagi,” ungkapnya. Hingga saat ini tim Kejagung tidak memiliki kendala apapun. Karena ada himbauan agar cepat digulirkan, tentu semua bekerja cepat. ”Tapi tetap professional dan kita teliti secara optimal,” jelasnya. Sementara itu, Prasetyo saat menyambangi Kemenkopolhukam kemarin menjelaskan bawha berkas kasus penistaan agama dengan tersangka Ahok sedang diteliti oleh tim jaksa. Hal tersebut membutuhkan waktu sebelum dilimpahkan ke pengadilan. “Kita lihat nanti seperti apa. Bisa pekan ini bisa juga tidak. Tergantung dari hasil penelitian kami nanti,” terangnya. (byu/idr/dod)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: