Ngeri, 13 Bayi di Majalengka Tertular HIV/AIDS
MAJALENGKA - Masalah Human Immunodeficiency (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) menjadi masalah nasional. Termasuk di Kabupaten Majalengka. Apalagi dari tahun ke tahun jumlah penderita HIV/AIDS di Majalengka terus bertambah. Data terbaru, 13 bayi lahir dari pasangan suami istri terinfeksi HIV/AIDS. Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Ence menyebutkan, anak yang lahir dari pasangan HIV/AIDS memiliki kecenderungan tertular. Berdasarkan data sejak tahun 2001 hingga September 2016, tercatat 226 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Majalengka. Tahun 2015 lalu ditemukan 173 penderita HIV/AIDS. Sehingga tahun ini mengalami peningkatan mencapai 30 persen. Jumlah penderita terbanyak dari Kecamatan Majalengka yang mencapai 30 orang. Disusul Kecamatan Dawuan, Jatiwangi dan Sindangwangi. “Hubungan seks bebas dan kelompok WTS menempati peringkat pertama faktor penyebab terjangkit HIV/AIDS. Disusul ibu rumah tangga dan pria pelanggan seks bebas atau gay,” beber Ence. Ciri orang yang terserang virus HIV/AIDS nyaris tidak terlihat. Tapi penderita AIDS biasanya mengalami demam yang tak kunjung sembuh selama sebulan. Selain itu, banyak jamur di mulut dan di bawah kuku. “Sistem kekebalan tubuh penderita HIV/AIDS rusak, sehingga berbagai penyakit mudah masuk. HIV/AIDS belum ada obatnya dan tidak bisa disembuhkan,” ujar Ence. Ence menambahkan, undang-undang melindungi privasi para penderita HIV/AIDS. Sehingga identitasnya tidak boleh dipublikasikan. Guna menekan dan mengendalikan penyebaran HIV/AIDS, Dinkes melakukan sosialisasi dan membentuk pelayanan pengendalian HIV/AIDS di 15 puskesmas dan layanan untuk pengobatan di RSUD Majalengka. “Untuk menghindari penyakit HIV/AIDS masyarakat harus berperilaku sehat, baik jasmani dan rohani. Terutama agar melakukan hubungan seksual dengan pasangan sah melalui pernikahan,” saran Ence. Wakil Bupati Karna Sobahi yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Majalengka, menyatakan, jumlah penderita HIV/AIDS di Majalengka cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, sudah tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka. “Yang saya ketahui jumlah penderitanya ada 226 orang dan yang terbanyak ada di wilayah Kecamatan Majalengka mencapai 120 orang. Yang sudah terkena, kita bantu memberikan pelayanan melalui rumah sakit,” ungkap wabup. Dirinya juga meminta sosialisasi harus terus menerus dilakukan di mana dan kapan saja. Karena sosialisasi bahaya HIV/AIDS ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas semua kalangan. “Apalagi saat ini penyebaran penyakit menular HIV/AIDS kini telah mengancam masyarakat termasuk para siswa. Diharapkan Guru BK memberikan pemahaman kepada siswanya soal HIV/AIDS,” kata Karna. Sementara ratusan guru Bimbingan Konseling (BK) SMA dan anggota TNI dari Kodim 0617, mengikuti seminar HIV/AIDS di Graha Sindangkasih, Kamis (1/12). Dandim 0617 Letkol Inf Rama Pratama Msi (Han) mengapresiasi kegiatan tersebut. Untuk meminimalisasi penyebaran HIV/AIDS, dirinya menginstruksikan seluruh anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kabupaten Majalengka meningkatkan pembinaan terhadap masyarakat. Salah satunya memberi pemahaman tentang HIV/AIDS. “Saat ini penyebaran HIV/AIDS telah meluas ke wilayah kabupaten,” ujarnya. (ara/bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: