Terkait Bandara BIJB, Hero-Titik Soeharto Kunjungi Sukamulya
MAJALENGKA - Masalah pembebasan tanah yang menuai pro dan kontra serta sempat menimbulkan bentrok antara warga dan aparat keamanan, mengundang perhatian berbagai pihak. Termasuk legislator pusat yang langsung turun ke lapangan untuk mencari akar permasalahan sekaligus mencari solusinya. Dua Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron dan Siti Hediati Harijadi, anggota Komisi IV Luther Kombong dan anggota DPRD Jabar Oo Sutisna mendatangi warga Desa Sukamulya Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Mereka berdialog sekaligus menyerap aspirasi warga di balai desa setempat. “Kami sebelumnya menerima berbagai laporan dan aduan mengenai permasalahan yang dialami warga Sukamulya, terkait belum ada titik temu mengenai pembebasan lahan yang akan digunakan untuk BIJB. Sebagai wakil rakyat sudah sepatutnya kami datang langsung mendengarkan aspirasi dari warga,” kata pria yang akrab disapa Hero ini. Politisi Partai Demokrat ini menyesalkan bentrok yang mengakibatkan beberapa warga dan aparat mengalami luka-luka. Padahal menurutnya hal itu bisa dihindari apabila pemerintah membuka dialog, bersikap lebih luwes, dan adil terhadap warga. “Pasca bentrok saya lihat keadaan sudah berangsur normal. Hanya tinggal membangkitkan lagi semangat warga dan memberikan ketenangan, serta memberikan jaminan agar aktivitasnya kembali seperti semula. Ini tugas polisi dan TNI untuk menjaga kondusivitas daerah,” ujarnya. Sementara Siti Hediati Harijadi atau biasa dipanggil Titik Soeharto menambahkan, kedatangannya ke Sukamulya berdasarkan laporan sidang paripurna DPR RI beberapa waktu lalu. Dirinya dan Hero ditugaskan untuk datang langsung ke lokasi. “Saya merasa terharu, baru kali ini saya disambut ribuan warga yang begitu antusias. Keluhan mengenai kurangnya sosialisasi pembebasan lahan dan berbagai masukan sudah kami tampung. Untuk selanjutnya bersama Pak Herman kita menemui Gubernur Jabar. Kita akan memfasilitasi aspirasi warga dan mencari solusi terbaik,” ucapnya. Dalam dialog, Bambang Nurdiansyah (45) warga setempat menyampaikan bahwa lahan yang akan dibebaskan sekitar 700 hektare adalah lahan pertanian murni. Dari 1 hektare dapat menghasilkan 7 ton, bila dihitung dapat menghasilkan Rp 23 miliar setiap satu kali panen. Menurutnya, warga Sukamulya tidak butuh bandara. Karena dia pesimis tidak akan ada warga asli yang bekerja di bandara. Tanggapan lainnya disampaikan Asep Amin. Menurutnya, tidak pernah ada sosialisasi dari pemda kepada warga Sukamulya. Bahkan dirinya bersama warga lainnya merasa ditekan atau diintimidasi tim pengukuran. Pantuan Radar Majalengka, pertemuan yang selesai pukul 12.00 tersebut juga dihadiri wakil Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Prov Jabar Unif Permadi, Kepala BP4K Kabupaten Majalengka Udin Abidin, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Majalengka Bayu Jaya, dan unsur muspika Kecamatan Kertajati. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: