Sekda Kaget Lihat Proyek DAK Jauh dari Harapan

Sekda Kaget Lihat Proyek DAK Jauh dari Harapan

HARJAMUKTI - Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Asep Dedi sidak proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) di wilayah selatan Kota Cirebon, Jumat (2/12). Dalam sidak itu, sekda kaget karena menemukan banyak proyek yang pengerjaannya jauh dari harapan. Salah satunya pembangunan jembatan di Kampung Sumur Wuni, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti. Proyek jembatan itu masih berdiri dengan satu tiang penyangga. Sekda kesal melihat pekerjaan tersebut, karena di lokasi tidak ada pekerja. \"Masih banyak proyek yang perlu ditingkatkan, terutama dari sisi pelaksanaan dan kualitas,\" ujar Asep, kepada Radar. Melihat pengerjaan itu, sekda tak yakin kalau proyek tersebut bisa selesai tahun ini. Selain melihat jembatan di Sumur Wuni, Sekda pun meninjau instalasi pengelolaan air limbah di Argasunya. Proyek yang memakan anggaran ratusan juta rupiah dari DAK Rp96 miliar itu dinilai Sekda pengerjaannya juga tak serius. \"Terutama untuk betonisasi jalan dan pembangunan jembatan, karena targetnya harus selesai akhir tahun ini,\" tuturnya. Asep sangat menyayangkan proyek dari DAK Rp96 milyar itu tidak selesai tepat waktu. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Kota Cirebon. \"Sudah koordinasi, penyebab kenapa lamban sedang ditelusuri,\" katanya. Sekda menginginkan, infrastruktur di Kelurahan Argasunya meningkat. Oleh sebab itu, kontraktor diharapkan dapat menuntaskan pekerjaan sesuai dengan waktu dan kualitas yang ditetapkan. Sekda yakin, peningkatan infrastruktur berpengaruh pula kepada hal lainnya. Seperti pendidikan, kesehatan dan aktivitas masyarakat. Kepala DPUPESDM Kota Cirebon Ir Budi Raharjo MBA mengakui, perkembangan pekerjaan di Kelurahan Argasunya ada yang belum mencapai 75 persen. Dengan sisa waktu yang ada sampai 21 Desember nanti, kontraktor harus mempercepat pekerjaan. Caranya, dengan menambah pekerja dan mengoptimalkan waktu yang ada. \"Kontraktor mengeluhkan akses menuju lokasi yang menyulitkan besi dan bahan lainnya. Ya itu kan risiko mereka, kami tahunya pekerjaan selesai tepat waktu,\" tukasnya. Budi yakin, persoalan teknis lapangan ada solusinya dan tidak bisa menjadi alasan pekerjaan melambat bahkan berhenti. Karena itu, DPUPESDM akan mengambil langkah tegas terhadap kontraktor yang tidak bekerja optimal dan mengabaikan spek. “Ini kan waktunya mepet, tolong dikerjakan pagi, siang, sore, malam, dini hari, nonstop,” tegasnya.  (mik/ysf)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: