Nyam..nyam…Nikmat nan Lezat Puyuh Goreng Ala Amih Ine

Nyam..nyam…Nikmat nan Lezat Puyuh Goreng Ala Amih Ine

KUNINGAN - Bosan dengan menu makan daging ayam lagi atau daging sapi lagi setiap hari? Kuliner puyuh goreng ala Amih Ine bisa menjadi solusinya.   Berlokasi di Jalan Raya Bandorasawetan No 13 tak jauh dari lampu merah Bandorasa arah objek wisata Linggarjati, di angkringan bernama Roemah Puyuh milik ibu dua anak ini menghadirkan kuliner spesial daging burung puyuh goreng sebagai satu-satunya menu yang ditawarkan. Dengan racikan bumbu sederhana warisan mertua, Ine menyajikan hidangan puyuh goreng dengan cocolan sambal tumis pedas yang istimewa berikut lalapan segar.   Tekstur daging puyuh yang lembut dan rasanya yang sangat gurih, menjadikan kuliner ini cukup banyak diminati konsumen. Tak sedikit pelanggannya yang sengaja datang menikmati daging puyuh goreng ala Amih Ine tersebut sebagai menu makan siang ataupun malam. Bahkan ada pula yang sengaja membungkusnya baik yang sudah digoreng atau ungkepnya untuk digoreng dan dinikmati bersama keluarga di rumah.   \"Bisa digoreng di sini atau juga ungkepnya. Karena untuk menikmati daging puyuh goreng enaknya selagi masih panas saat baru diangkat dari penggorengan,\" kata Ine berpromosi.   Mengenai harga, Ine memastikan, bisa dijangkau oleh semua kalangan yaitu hanya Rp 8.500 per ekor berikut sambal dan lalapan. Jika dengan paket nasi plus tempe goreng harganya menjadi Rp 12.500 saja.   \"Kalau sudah mencoba sekali, pasti ketagihan,\" ujar Ine.   Ine mengaku menjalani usaha burung puyuh gorengnya yang sudah berjalan sejak enam bulan terakhir ini karena melihat keberadaannya yang masih jarang penjualnya dan belum banyak pesaing. Selain itu, tingginya kandungan gizi daging unggas kecil nan mungil ini serta banyaknya khasiat untuk kesehatan terutama untuk tumbuh kembang anak menjadi alasan lain Ine memilih usaha tersebut.   \"Anak saya di rumah pun sangat suka daging puyuh ini. Apalagi katanya kandungan gizinya sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak,\" kata Ine.   Untuk mendapatkan stok daging burung puyuh, Ine mengaku cukup kesulitan karena harus menempuh perjalanan cukup jauh yaitu dari Indramayu. Pasalnya, dia tidak bisa membeli dari peternak langsung karena harus menunggu masa apkir burung puyuh petelur yang mempunyai masa produktif hingga setahun lebih.   \"Yang saya beli adalah burung puyuh petelur yang sudah apkir atau tidak produktif. Sebetulnya ada lagi burung puyuh khusus pedaging, tapi harganya lebih mahal. Saya coba yang murah meriah dulu,\" ujarnya lagi.   Dalam sehari, Ine mengaku bisa menjual daging puyuh goreng kreasinya tersebut antara 20 hingga 30 ekor. Cukup lumayan untuk mengawali bisnis kecil-kecilannya sebagai tambahan uang dapur dan jajan dua anaknya yang masih kecil. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: