Berwisata ke Morotai, Sempatkan Mencicipi Kulinernya
Reporter:
Harry Hidayat|
Editor:
Harry Hidayat|
Minggu 11-12-2016,14:53 WIB
AMBON - Berwisata ke Morotai, satu dari 10 Top Destinasi Prioritas, tidak akan sempurna jika tak menyantap beberapa kuliner khas pulau berjuluk mutiara di bibir Samudera Pasifik.
Satu atau dua kuliner itu mulai populer di kalangan wisman dan wisnus. Bukan tidak mungkin, salah satunya akan keluar dari masyarakatnya dan dijajakan di kota-kota besar di Pulau Jawa.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus mendorong kuliner nusantara tampil di mancanegara, sebagai bagian promosi pariwisata. Cara ini lebih dulu dilakukan Thailand, Vietnam, dan Malaysia, dan sukses.
Indonesia melakukan hal serupa, di beberapa negara. Kini, restoran Indonesia berdampingan dengan Chinese Restaurant, Japanese Restaurant, Korean Food, dan Indian Culinary, di sejumlah kota di AS dan Eropa.
\"Potensi kita tidak kalah. Jenis makanan kita banyak,\" kata Menpar Arief Yahya. \"Di Hefei, Propinsi Anhui, China, restoran Wonderful Indonesia menjajakan 30 ikon kuliner nusantara, dan 20 juta bungkus kerupuk udang beredar di kota-kota besar Tiongkok tahun ini.\"
Bukan tidak mungkin salah satu kuliner Morotai menambah daftar ikon yang dijajakan Restoran Wonderful Indonesia di beberapa negara. Setiap kuliner Indonesia bisa dikemas menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan sekadar cultural value.
Morotai saat ini tidak lagi sepi. Sejak pemerintah mengeluarkan PP No 50 tahun 2014 yang menjadikan Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur. Salah satunya bandara.
PT Jababeka Morotai, pengelola KEK, bekerja keras mengundang investor dalam dan luar negeri untuk membangun amenitas dan fasilitas lainnya. Kementerian Pariwisata terus mempromosikan keindahan Morotai, dengan museum Perang Dunia II di bawah laut.
Kunjungan wisman terus meningkat. Jika tahun 2015 hanya ada 1.000 wisman yang berkunjung ke Morotai, tahun 2016 ditargetkan naik menjadi 2.700. Tahun depan, diperkirakan 11.000 wisman berkunjung ke Morotai.
Masyarakat sibuk menggali kekayaan budayanya, termasuk kuliner. Berikut beberapa kuliner Morotai yang mulai populer di kalangan wisman.
Gohu Ikan
Penyebutannya harus jelas, yaitu Gohu Ikan. Sebab, gohu artinya asinan pepaya muda -- kuliner khas Morotai yang juga mulai populer.
Gohu Ikan adalah makanan khas Ternate. Masyarakat setempat membuat Gohu Ikan dengan bahan dasar ikan cakalang. Daging ikan dipotong seukuran dadu.
Potongan ikan dicuci bersih, dilumuri garam dan perasan lemon cui -- semacam jeruk kipis berukuran kecil yang bagian dalamnya berwarna kuning jingga. Campuran lainnya adalah daun balakama, atau kemangi, agar berbau harum.
Ikan didiamkan sebentar. Pembuat Gohu Ikan menumis rajangan bawang merah dan cabai dengan sedikit minyak kelapa. Rajangan bawah dan cabai di minyak sangat panas diguyur ke potongan ikan cakalang dan aduk sebentar.
Potongan ikan cakalang yang semula berwarna merah segar berubah putih. Rasa asam, pedas, dan kelezatan cakalang menyengat lidah.
Popeda
Ini makanan khas Maluku yang terdapat di Morotai. Bahan dasar Popeda adalah sagu, tapi bisa juga singkong yang diparut, atau tepung tapioka yang bisa dibeli di toko-toko.
Popeda harus disantap dengan kuah ikan agar tidak lengket. Namun Popeda lebih nikmat jika disantap dengan pisang, kelapa, dan sambal kacang.
Di Desa Daeo, Morotai, makan peda disebut tekedubu, kata dalam Bahasa Galela yang artinya berkalahi dengan Popeda.
Nasi Jaha
Tidak setiap hari orang Morotai makan sagu. Saat Idul Fitri dan Idul Adha, masyarakat membuat makanan dari beras, namanya Nasi Jaha.
Nasi Jaha berbeda dengan nasi umumnya di Pulau Jawa, atau daerah lain di Indonesia. Beras dan santan kelapa dimasukan ke dalam bambu dan dibakar.
Di Morotai, masyarakat menjadikan Nasi Jaha sebagai makanan sarapan pagi. Nasi Jaya terasa nikmati jika disantap dengan teh.
Kue Waji
Ini kue khas Morotai. Bahan dasar kue adalah beras dan gula merah. Kue bisa ditemui saat pesta pernikahan, atau pesta-pesta lainnya.
Beras dan gula yang dimasak bersamaan di cetak di nampan, dan dipotong-potong. Potongan kue seperti waji, tidak ubahnya kue wajik di Jakarta. Kue juga bisa ditemui saat tahlilan di Morotai.
Kue Halua Kacang
Seperti halnya kue Waji, Kue Halua Kacang juga dijadikan sebagai bawaan untuk orang-orang yang datang saat acara perkawinan dan juga acara tahlilan. Kue ini terbuat dari kacang dan gula merah. Biasanya dicampur dengan singkong goreng yang dicincang untuk menghemat pemakaian kacang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: