BI Paparkan Economy Outlook 2017

BI Paparkan Economy Outlook 2017

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5-5,4 persen CIREBON - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) menggelar Pertemuan Tahunan, Selasa (13/12). Acara dihadiri lintas sektor, seperti instansi pemerintah, akademisi, asosiasi, OJK, perbankan dan lainnya. Inti kegiatan ini adalah penyampaian pemikiran BI tentang kondisi ekonomi terkini dan prospek ke depan yang dirangkum dalam diskusi bertema Mengoptimalkan Potensi Memperkuat Resilinesi. Kepala KPw BI Cirbeon M Abdul Majid Ikram menjelaskan berdasarkan data inflasi masih terjaga dalam tingkat rendah dan stabil. BI memperkirakan inflasi 2016 akan berada di kisaran 3,0-3,2 persen, lebih rendah dari capaian 2015 3,4 persen. Sebagai informasi, pada 2016 ini BI menempuh kebijakan reformulasi kerangka operasi kebijakan moneter dengan mengganti suku bunga kebijakan dari BI Rate menjadi BI 7-Day Reserve Repo Rate tepatnya 19 Agustus lalu. Langkah ini guna memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter dan mendorong pendalaman pasar keuangan. \"Rate saat ini di level 4,75 persen yang kami pandang konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas makroekonomi,\" jelasnya. Bagaimana prospek ekonomi domestik 2017? Majid mengatakan perekonomian global yang belum kuat dan upaya membangun pondasi perekonomian domestik akan memengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Untuk 2017 BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,0-5,4 persen dengan struktur perekonomian yang lebih banyak ditopang permintaan domestik. Sementara inflasi akan berada dalam kisaran target 4,0+1 persen ditahun 2017. \"Dengan prospek itu kami perkirakan pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan 2017 di kisaran 10-12 persen dan DPK 9-11 persen,\" katanya. Sementara itu tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ciayumajakuning 2015 (tanpa migas) tercatat Rp95,39 triliun atau tumbuh 5,19 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi sektor utama berupa industri pengolahan sebesar 27,7 persen, perdagangan besar 15,5 persen dan pertanian 14,9 persen. Perkembangan perbankan hingga triwulan III-2016 masih menunjukkan perlambatan dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,8 persen, melambat 9,54 persen. Dana kredit 8,12 persen dari 8,30 persen dan sejalan dengan masih terbatasnya permintaan serta kecenderungan meningkatnya NPL (kredit macet). Majid menambahkan untuk Ciayumajakuning sendiri peranan pemda harus berkembang, bukan lagi soal B2B. Dalam hal ini BI tidak memberi rekomendasi, hanya menyampaikan prospep perekonomian Ciayumajakuning yang potensial dikembangkan, sebut saja industri dan pertanian. \"Sedangkan pariwisata belum menjadi sektor utama di Ciayumajakuning,\" imbuhnya. (tta)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: