Tak Boleh Slow Response untuk Hadapi Keluhan Masyarakat

Tak Boleh Slow Response untuk Hadapi Keluhan Masyarakat

Belajar dari Banyuwangi Mengubah Mindset Birokrasi Entrepreneur Kemudahan alur birokrasi salah satu elemen penyangga dalam pembangunan industri pariwisata. Elemen lainnya yang terpenting adalah promosi dan mengoptimalkan peran media massa serta media sosial. MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon FROM offline to online. Prinsip itu yang tengah diterapkan Kabupaten Banyuwangi dalam menjalankan roda pemerintahan. Kecanggihan teknologi disertai SDM yang mau dan mampu mengikuti perkembangan zaman, hampir seluruh kinerja dan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi bisa diselesaikan hanya dalam satu genggaman. Ya, disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda dalam Focus Group Discussion (FGD) \"Strategi Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur dalam Mewujudkan City Branding\" (Studi Kasus Pemerintah Kabupaten Banyuwangi) di Swiss-Belhotel, Rabu (14/12). Dalam pemaparannya, Bram mengatakan, problem besar birokrasi saat ini diantaranya yakni mewarisi budaya lama yang sulit menyesuaikan perubahan jaman. Artinya, masih dalam budaya korespondensi, budaya disposisi dan menghabiskan anggaran yang tidak berorientasi pada out come. Permasalahan lainnya yakni terkadang pemerintah slow response dalam menanggapi keluhan masyarakat dan minim evaluasi kinerja. Kalaupun evaluasi hanya evaluasi pencairan anggaran tanpa lakukan survei kepuasan pelanggan. \"Ego sektoral pun kadang masih tinggi, ini yang penting diubah mindsetnya,\" ujar Bram. Bram memaparkan, Kabupaten Banyuwangi melakukan perubahan mindset menuju birokrasi entrepreneur. Birokrasi yang lebih modern. Caranya, dengan menerapkan chat meeting group yang tergabung dalam aplikasi Whatsapp dengan seluruh SKPD. Seluruh elemen berhak gabung dalam chat meeting group tersebut. \"Mau Bupati, Walikota, Kadis, Kabid, dan sekelas tukang kebun pun kalau bisa gabung, ini penting dalam proses pengambilan keputusan. Jadi tidak usah lagi bertatap muka, menunggu surat atau terkendala hal lain, semua praktis bisa dilakukan di chat meeting group lewat WA,\" tuturnya. Terobosan lain yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi yakni dengan membuat situs banyuwangi-mall.com. Situs ini sengaja dirancang untuk menjembatani antara produsen dan konsumen agar mereka bisa melakukan transaksi secara langsung tanpa perantara. \"UMKM Banyuwangi bisa mendapatkan jangkauan pasar yang lebih luas dengan digital market place ini,\" terangnya. Pemasaran berbasis online, sambung Bram, bukan hanya sekedar gebrakan yang terlihat gagah di luar tapi kini menjadi kebutuhan wajib untuk mendongkrak daya saing UMKM. Saat ini, jumlah pengguna internet (netizen) terus meningkat. Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta. Tren belanja melalui internet juga terus meningkat. \"Dengan tren ke depan, porsi belanja online akan terus meningkat. Ada ruang pertumbuhan yang besar. Dalam bisnis, kita tidak hanya bicara performa saat ini, tapi proyeksi. Istilahnya, kita coba membawa UMKM Banyuwangi mengantisipasi dan memenangkan masa depan,\" tuturnya. Selain itu, untuk promosi, Pemkab Banyuwangi juga mengoptimalkan kerja sama dengan berbagai media masa. Baik lokal, nasional maupun internasional. Itu masih ditambah dengan pembuatan profil digital Banyuwangi yang disiarkan melalui berbagai saluran informasi. Semuanya digarap serius dan apik. Bahkan, salah satu video promosi Banyuwangi baru saja terpilih sebagai video promosi terbaik di dunia. Penghargaan itu diterima Pemkab Banyuwangi dalam sebuah acara di Madrid, Spanyol belum lama ini. Sementara itu, Kepala Disporbudpar Kota Cirebon, Dana Kartiman berharap ada tindak lanjut dari kegiatan FGD ini. Pihaknya menilai, untuk pengembangan pariwisata di Kota Cirebon diperlukan upaya yang serius. \"Jangan setengah-setengah, apalagi kalau bicara soal anggaran, miris. Dengan adanya FGD ini, mudah-mudahan ada keseriusan dan tindak lanjut, tak hanya di bidang pariwisata tapi juga yang lainnya seperti jasa dan perdagangan,\" katanya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: