Warga Anjatan Berburu Kayu Kelapa Hingga Sumatera

Warga Anjatan Berburu Kayu Kelapa Hingga Sumatera

ANJATAN - Kontruksi bangunan menggunakan kayu kelapa semakin menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat di wilayah pesisir pantura Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar). Warga pun rela berburu kayu bernama latin Cocos Nucifera ini sampai keluar daerah seperti Sumatera, Banten dan Ciamis. Tiga daerah ini dikenal sebagai penghasil kayu kelapa terbaik untuk kontruksi bangunan dengan harga yang relatif terjangkau. Seperti yang dilakukan Ibrohim (40) warga Kecamatan Anjatan. Dia yang berencana membangun rumah tinggal, sampai rela berburu kayu kelapa ke Ciamis. “Kayu kelapa di sana kualitasnya bagus. Dari pohon yang sudah tua dan harganya masih murah sekitar Rp2,3 juta sekubik, itu di antar sampai ke lokasi,” sebutnya kepada Radar, kemarin. Diakuinya, selain memiliki kelebihan kuat dan tahan lama, kayu kelapa juga memiliki kelemahan yakni mudah rusak jika terkena air. Sehingga penggunaannya disarankan dalam ruangan seperti untuk kontruksi kuda-kuda maupun kerangka plafon. Agar kualitasnya semakin baik, kayu kelapa sebaiknya diawetkan dengan cara direndam menggunakan solar campur oli, memoles dengan inteksida sampai penyemprotan anti rayap. “Kayu kelapa yang sudah tua kerasnya minta ampun. Dipaku biasa gak bisa, mesti pakai pakai monel atau baja baru tembus,” ungkap dia. Warga lainnya, Calim menuturkan, kayu kelapa asal Indramayu memiliki kualitas yang juga sangat baik. Sehingga tak mengherankan, orang-orang tua zaman dulu, lebih menyukai kayu kelapa sebagai kontruksi kuda-kuda pada atap bangunan. Hal itu tidak terlepas dari kualitas, daya tahan serta ketersediaan kayu kelapa yang cukup melimpah. Hanya saja saat ini hampir tidak ada lagi pohon kelapa yang usianya diatas 60 tahun. “Sekarang umurnya masih muda semua. Sehingga jarang yang mau pakai kayu kelapa,” terang dia. (kho)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: