Lahan Semanggen Anjatan Jadi Tempat Mancing Mania

Lahan Semanggen Anjatan Jadi Tempat Mancing Mania

ANJATAN – Di balik duka ada suka. Di tengah kegetiran petani semanggen yang kehilangan mata pencaharian gara-gara lahannya terendam banjir, pemancing mania justru bersuka cita. Sebab mereka bisa melampiaskan hobinya mengadu nasib untuk mendapatkan ikan. Puluhan hektare lahan semanggen yang berada di sepanjang Jalan Jenderal Achmad Yani Anjatan itu kini menjadi lokasi favorit para pemancing. Pantauan Radar, Sabtu (14/1) belasan pemancing tampak berjejer di lokasi yang berubah menjadi spot dadakan para pemancing mania itu. Tidak hanya dari wilayah Kabupaten Indramayu tapi juga daerah lain. Tiap pemancing ada yang membawa pancing tiga sampai lima buah sekaligus. “Sudah hampir sebulan ini, ramai terus. Pagi, siang dan malam ada saja yang mancing di sini,” ujar Kardi, salah seorang warga. Ramainya pemancing bukan tanpa sebab. Di bekas lahan semanggen itu ternyata banyak berbagai jenis ikan, khususnya Nila. Sepengetahuannya, setiap pemancing bisa memperoleh rata-rata 2-3 kg ikan Nila. “Kalau dihitung-hitung mungkin ada satu kuintal ikan Nila sehari yang diperoleh semua pemancing di sini,” sebut dia. Kardi sendiri tidak tahu dari mana asal muasal ikan Nila itu. Pasalnya, di Desa Anjatan Utara tidak ada tambak ikan Nila maupun jenis ikan lainnya. Dia menduga, ikan Nila itu berasal dari wilayah lain yang hanyut terseret banjir. Sementara itu, Kuwu Desa Anjatan Utara Asmono mengungkapkan, genangan air yang merendam puluhan hektare lahan semanggen itu sudah berlangsung lama bersamaan dengan datangnya curah hujan tinggi. Lokasinya yang berada di cekungan serta di bawah saluran pembuang, membuat air sulit surut. Imbasnya, selama itu pula produksi semanggen terhenti. Para petani maupun pemilik lahan pun kelimpungan lantaran tak lagi memperoleh pundi-pundi rupiah dari penjualan tanaman yang diambil daunnya sebagai bahan baku rumbah itu. Tak hanya petani semanggen, petani padi yang sawahnya berdekatan dengan lahan semanggen juga tidak bisa melakukan percepatan tanam. Untuk membantu petani semanggen kembali bisa produksi, pihaknya berencana melakukan pompanisasi atau penyedotan air. Meski tidak langsung membuat banjir susut, upaya itu diyakini dapat meminimalkan genangan. Ikhtiar ini dilakukan, tambah dia, lantaran pertanian semanggen menjadi salah satu potensi yang dimiliki penduduk di Desa Anjatan Utara. Itu setelah lahan tidak produktif khususnya di Blok Balai Desa disulap menjadi lahan semanggen yang daunnya diburu warga dari berbagai pelosok daerah untuk bahan baku rumbah atau pecel. (kho)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: