Isu Mau Ditutup, Ribuan Karyawan PG Sindanglaut Resah

Isu Mau Ditutup, Ribuan Karyawan PG Sindanglaut Resah

LEMAHABANG - Isu penutupan Pabrik Gula (PG) Sindanglaut yang santer terdengar, membuat para karyawan yang sudah menggantungkan hidup puluhan tahun menjadi resah. Salah seorang karyawan PG Sindanglaut, Daud berharap agar manajemen PT RNI bisa segera mengklarifikasi terkait isu penutupan tersebut. \"Meski saat ini masih isu, para karyawan sudah merasa resah,\" ucapnya kepada Radar Cirebon, kemarin. Menurutnya, isu tersebut berkembang saat manajemen mencoba berdialog dengan para pekerja yang ditengahi oleh Serikat Pekerja. Dalam dialog itu, ada pembahasan mengenai isu penutupan PG Sindanglaut. Tentu saja, hal ini menjadi petir di siang bolong bagi pihak pabrik, karyawan dan juga petani tebu. Hal itu lantaran Pabrik Gula Sindanglaut sudah puluhan tahun, bahkan ratusan tahun berdiri. Selama itu pula, Pabrik Gula Sindanglaut sudah memiliki peranan yang penting dalam sektor perekonomian bagi warga. Adanya isu itu tak pelak membuat para pekerja menjadi resah. Daud bahkan menyebut isu itu dapat mempengaruhi produktiVitas para pekerja. Saat ini ada sekitar 1.000 karyawan produksi di PG Sindanglaut. \"Kami harapkan ini segera mendapat klarifikasi dari pihak manajemen RNI, karena dengan terus menerus adanya isu ini. Para karyawan menjadi resah, dan takut ke depan produktivitas bakal menurun,\" bebernya. Isu penutupan PG Sindanglaut ini, dikhawatirkan bakal menjadi kenyataan. Hal itu berkaca pada penutupan Pabrik-pabrik Gula yang ada di Gempol, Kadipaten dan Karangsuwung, yang kemudian ditutup setelah adanya isu tersebut. \"Tentu saja kami tidak mau seperti itu lagi, sebab waktu itu sempat ada janji dari pihak RNI untuk mengaktifikan kembali tapi sampai sekarang tidak ada,\" katanya lagi. Tak hanya berdampak secara ekonomi, penutupan juga bisa berdampak secara sosial dengan bertambahnya tingkat pengangguran. Maka apabila PG Sindanglaut ditutup dirasakan kurang masuk akal karena bisa menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi di masyarakat, terutama para karyawan dan petani tebu. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: