Rumah Tukang Becak di Setu Kulon Terancam Longsor

WERU - Ancaman longsor masih menghantui masyarakat Kabupaten Cirebon. Apalagi, lokasi rumah tersebut berada di tebing Sungai Cipager yang memiliki ketinggian 25 meter. kondisi itulah yang dirasakan Suripto (47) warga Blok Kligung RT08 RW03, Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru. Pria yang kesehariannya mengayuh becak itu pun pasrah. Bahkan rasa takut pun sepertinya sudah tidak lagi dirasakan bapak empat orang anak ini dari derasnya aliran Sungai Cipager. \"Rasa waswas campur gemetar sih pasti ada. Apalagi, kalau cuaca hujan seperti ini, ditambah kalau Sungai Cipager ini meluap,\" kata Suripto, kepada Radar, Rabu (18/1). Suripto mengaku, saat ini kondisi rumah yang ditempatinya hanya berjarak beberapa jengkal jari tangan saja dengan tebing Sungai Cipager. “Kalau sampai longsor kami bingung mau tinggal di mana, sedangkan rumah itu satu-satunya tempat tinggal yang kami punya,” ucapnya. Diakuinya, penghasilan sehari dari mengayuh becak kurang lebih hanya Rp40 ribu. Penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. “Buat makan aja susah apalagi buat bikin senderan tanah samping kayaknya gak mungkin,\" keluhnya. Sementara itu, Kepala Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru, Yosef Anandi mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk Suripto. Dengan keterbatasan anggaran desa yang tidak begitu besar pihaknya hanya mengandalkan pemerintah daerah agar segera melakukan tindakan. Bahkan, pada saat pengajuan musrenbang tingkat kecamatan pihak Dinas PSDAP saat itu langsung meninjau langsung lokasi ini. \"Kita (pemdes, red) sudah mengupayakan yaitu mengajukan ke tingkat Musrenbang Kecamatan Weru tahun lalu, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk direalisasikan. Padahal, kondisi rumah Suripto ini sudah sangat membahayakan,\" kata Yosef saat meninjau kondisi rumah Suripto. Dia berharap, pemerintah daerah segera mengambil tindakan dengan melakukan pembangunan senderan Sungai Cipager agar tidak memakan korban. (sam)    

Sumber: