Kementan Uji Sorgum untuk Pengganti Beras

Kementan Uji Sorgum untuk Pengganti Beras

DEPOK – Beragam upaya dilakukan untuk mengejar mimpi swasembada pangan. Diantaranya memanfaatkan biji sorgum untuk pengganti beras. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sedang menguji 16 mutan sorgun. Diharapkan segera ditumukan varietas sorgum yang memiliki manfaat besar sebagai bahan pangan. Seluruh mutan sorgum itu ditanam di Kebun Percobaan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) di Kelurahan Cipayung Jaya, Depok, Jawa Barat. Secara jelas terlihat perbedaan fisik tanaman sorgum yang ditanam. Seluruh mutan sorgum akan terus dipantau dan diteliti sehingga bisa menghasilkan varietas yang paling unggul untuk pangan. Mulai sisi produktivitas, kandungan gizi, dan faktor lainnya. Di ladang yang diapit permukiman itu, ada sorgum yang tinggi pohonnya mencapai 2 meter. Kemudian ada yang 1,5 meter dan yang paling pendek sekitar 75 cm. “Kami sengaja melakukan mutasi genetika untuk menghasilkan pohon sorgum yang pendek,” jelas peneliti sorgum Batan, Prof Suranto. Dia mengatakan sorgum yang dibuat kerdil itu bernama sorgum Pahat (pakan sehat). Menurut Suranto ada banyak keunggulan ketika bisa membuat pohon sorgum menjadi lebih pendek. Diantaranya energi tanaman lebih difokuskan untuk menghasilkan biji dibanding batang. Selain itu batang sorgum yang terlalu tinggi rentan roboh ketika disapu angin. Penelitian sorgum yang dilakukan Batan fokus untuk menghasilkan varietas unggul diambil bijinya untuk pangan (grain sorghum), sorgum hijauan (forage sorghum) untuk pakan ternak, serta sorgum untuk bahan baku gula cair. “Sekarang ini kita fokus untuk sorgum sebagai bahan pangan alternatif,” jelasnya. Menurutnya sorgum sangat potensial. Sebab masa tanamnya hampir sama dengan padi yakni tiga bulan. Namun keunggulan sorgum dibanding padi adalah, bisa ditanam di lahan kering layaknya jagung. Jika dibandingkan dengan jagung, sorgum juga lebih unggul karena biayanya lebih murah. Sebab satu kali masa tanam sorgum, bisa tiga kali panen. “Jadi seperti tebu, dari bonggolnya bisa muncul lagi,” jelasnya. Peneliti Utama Kebijakangan Pangan BPPT sekaligus mantan walikota Depok Nurmahmudi mengatakan setiap hari dia selalu makan sorgum. Cara memasaknya cukup mudah, yakni ditanak di rice cooker seperti nasi biasa. Bahkan sorgum ini bisa mengembang lebih banyak dibanding nasi. Pada kesempatan kemarin Nurmahmudi membawa tumpeng yang berbahan utama nasi sorgum. Karena dibentuk tumpeng, nasi sorgum yang disuguhkan agak pera. “Sama seperti beras, sorgum sendiri ada yang pera dan ada yang pulen,” tuturnya. Dia berharap Batan segera menemukan varietas sorgum unggul untuk bahan pangan. Sehingga bisa segera ditanam di banyak daerah dan menjadi alternatif konsumsi beras. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: