Aang Hamid Belum Terpikir akan Calonkan Anaknya

Aang Hamid Belum Terpikir akan Calonkan Anaknya

KUNINGAN-Ada pernyataan menarik dari Ketua Bappilu DPD PDI Perjuangan Jawa Barat H Aang Hamid Suganda Ssos. Mantan bupati Kuningan dua periode itu menyebutkan, jika calon incumbent atau petahana yang maju kembali di Pilkada belum tentu mutlak bakal mendapatkan rekomendasi dari DPP. Pasalnya, keputusan petahana akan mendapatkan rekomendasi atau tidak, tergantung dari hasil survei itu sendiri. Jika hasil surveinya bagus, maka besar kemungkinan DPP akan memberikan rekomendasi. Tapi sebaliknya meski incumbent, namun hasil survei jeblok, dipastikan rekomendasi dialihkan ke kader partai lainnya yang hasil surveinya bagus. Pernyataan Aang ini sedikit berbeda dengan statemen dari Megawati, Ketua Uumum PDI Perjuangan. Dimana disebutkan jika soal rekomendasi, DPP PDI Perjuangan lebih memprioritaskan calon Petahana untuk maju di Pilkada.  “Memang betul Petahana diberikan suatu prioritas, tapi bagaimana survei juga. Jika dari survei kurang memenuhi harapan, tentunya ini tidak mutlak. Kalau ada calon yang lebih daripada Petahana, saya kira kenapa tidak. Dan itu sudah aturan dari partai,” tegas Aang kepada Radar Kuningan di salah satu rumah makan wilayah Kelurahan/Kecamatan Cigugur, dua hari lalu. Sebagai ketua Bappilu, Aang menerangkan, Pilkada serentak di Jawa Barat akan digelar di 16 kabupaten/kota termasuk Kabupaten Kuningan, dan satu Pemilihan Gubernur. Di wilayah tiga Cirebon, selain Kabupaten Kuningan, juga Kabupaten dan Kota Cirebon, serta Kabupaten Majalengka. “Di tahun 2018 nanti, ini sangat luar biasa, termasuk Kuningan ya. Karena di wilayah III saja itu ada Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Majalengka. Belum lagi, ke sebelah selatan ada Ciamis dan Banjar,” papar Aang. Kader PDI Perjuangan yang menjadi kepala daerah di Jawa Barat, beber Aang, ternyata hanya ada 6 orang. Namun sekarang jumlahnya berkurang satu setelah bupati Subang berurusan dengan hukum. Padahal di provinsi tetangga yakni Jawa Tengah, mayoritas bupati dan walikota berasal dari PDI Perjuangan. “Di Jawa Barat, PDI Perjuangan hanya mempunyai enam kepala daerah, sedangkan satu sudah divonis, jadi sekarang tinggal lima. Bandingkan dengan Jawa Tengah dimana dari 38 daerah, sebanyak 20 daerah diduduki kader PDI Perjuangan. Kemudian di Jawa Timur, sudah 17 lebih dari 30 an daerah. Kondisi di Jabar ini memang begitu berat untuk mempertahankan, tapi kita akan bekerja maksimal,” tandas Aang. Karena itu, sebagai Ketua Bappilu DPD PDIP Jabar, dirinya sangat berharap, di daerah perbatasan ini bisa dipertahankan. Itu berarti apa yang sudah diraih saat ini agar terus dikembangkan dan lebih baik lagi kedepan. Aang juga menegaskan, bahwa rekomendasi DPP PDI Perjuangan kepada calon-calon yang akan maju di Pilkada harus berdasarkan hasil survei, sesuai dengan harapan dan aturan parpol. Bahkan dirinya berpendapat DPP PDI Perjuangan tidak mutlak mendorong setiap calon maju di Pilkada sekalipun sebagai Petahana, jika tidak memenuhi hasil survey yang sudah ditentukan sesuai mekanisme partai. “Kalau ada yang lebih dari incumbent, kenapa tidak. Nggak mutlak harus incumbent, tergantung dari hasil survey nanti,” sebut dia. Ditanya soal munculnya nama Mohammad Ridho Suganda SH atau akrab dipanggil Edo, Aang mengaku belum terpikirkan untuk mencalonkan anaknya tersebut di Pilkada 2018. “Saya kira tidak berpikir sampai kesana. Kita juga akan melihat posisi dan kondisi di lapangan. Karena itu tidak mudah, kita untuk bertarung dalam Pilkada ini dan tidak boleh sembarangan. Ya cita-cita tapi kalau tidak ditunjang oleh kemampuan dari beberapa segi, kita jangan berandai-andai dulu lah,” jawab Aang. (ags)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: