Sekolah di Kota Cirebon Bersiap Hadapi UNBK
HARJAMUKTI - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) menjadi satu kebijakan pendidikan secara nasional. Untuk itu, seluruh sekolah harus mempersiapkan diri. Khusus di Kota Cirebon, UNBK baru berjalan di beberapa sekolah. Sedangkan sekolah lainnya, dapat mengikuti UNBK menggunakan fasilitas komputer sekolah dengan radius maksimal lima kilometer. Seperti SMPN 8 bisa mengikuti UNBK di SMAN 4 atau SMKN 1 Kota Cirebon. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman MPd mengatakan, persiapan UNBK harus dilakukan sejak saat ini. Pasalnya, era sekarang memerlukan perangkat elektronik dalam memajukan pendidikan. Termasuk ujian nasional yang digelar setiap tahun, mengalami pergeseran dari manual menjadi berbasis komputer. “Sekolah harus siap sarana prasarana pendukung. Termasuk melatih siswa mengoperasikan komputer secara baik dan benar,” ucapnya kepada Radar, saat inspeksi mendadak di SMPN 8 Kota Cirebon Jalan Ahmad Yani By Pass Harjamukti, Senin (23/1). Pendidikan harus dirancang sejak awal melalui sebuah perencanaan matang di sekolah. Untuk itu, ujar Jaja Sulaeman, perlu ada koordinasi aktif dengan pihak komite sekolah dan orangtua siswa. Karena banyak program kegiatan sekolah yang tidak dapat terjangkau dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Artinya, iuran diperbolehkan sepanjang telah melewati tahapan musyawarah bersama komite sekolah. Sedangkan untuk pengadaan komputer, dapat diajukan ke Dinas Pendidikan Kota Cirebon untuk kemudian diusulkan dalam anggaran pemerintah. SMPN 8, lanjutnya, termasuk sekolah yang kekurangan komputer. Sehingga belum memenuhi syarat mengadakan UNBK secara mandiri. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Drs Adin Imaduddin Nur menjelaskan, sekolah wajib memiliki minimal 20 komputer. Jika belum memenuhi sejumlah komputer yang dipersyaratkan seperti SMPN 8, dapat mengikuti UNBK di SMAN 4 atau SMKN 1 dengan area masih dalam radius lima kilometer. Untuk sampai pada tahap itu, harus ada koordinasi dengan sekolah tujuan. Pada sisi lain, Adin meminta para guru dan segenap pegawai di SMPN 8 Kota Cirebon untuk mempersiapkan laporan administrasi kegiatan secara baik dan benar. Pasalnya, memasuki awal Februari nanti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hadir di Kota Cirebon. Salah satu obyek pemeriksaan adalah pendidikan. Kepala SMPN 8 Kota Cirebon H Didi Akhmadi SPd MMPd mengatakan, kehadiran Kadisdik Jaja Sulaeman dan jajarannya memberi semangat baru bagi segenap pegawai SMPN 8, dalam upaya meningkatkan kedisiplinan. Termasuk pula meningkatkan kualitas siswa dengan pembelajaran berbasis komputer. “Kami diminta untuk membiasakan siswa dengan komputer. Agar saat UNBK bisa mengerjakan dan tidak salah. Karena ada yang bisa mengerjakan, karena mengoperasikan komputer tidak mahir, jadi salah jawaban,” terangnya. Tahun ini, SMPN 8 sendiri belum dapat melakukan UNBK secara mandiri. Sebab, sekolah yang dibangun tahun 1985 itu baru memiliki 12 komputer. Itupun tipe lama. Tahun depan SMPN 8 akan mengusulkan tambahan komputer agar memenuhi syarat menggelar UNBK secara mandiri di sekolah. Untuk itu, lanjut Didi, jika harus menggelar UNBK, pihaknya akan berkoordinasi dengan SMAN 4 dan SMKN 1 agar diperbolehkan memakai komputernya untuk UNBK siswa kelas IX SMPN 8. Terlebih, seluruh sekolah sudah diinstruksikan untuk menggelar UNBK. Agar siswa lebih terampil, SMPN 8 telah menggelar rapat dengan Komite Sekolah. Hasilnya, ada iuran untuk pengayaan siswa dalam menghadapi UNBK. “Kita tingkatkan kemampuan mereka. Termasuk melatih komputer agar tidak gagap teknologi,” ucapnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: