Jadi Kota Seribu Lubang, #PrayForCirebon
Cirebon, baik kota maupun kabupaten, punya julukan baru. Kota Seribu Lubang. Itulah julukannya, yang kini ramai diperbincangkan publik. Julukan itu merujuk pada kerusakan jalan di hampir semua titik di Kota/Kabupaten Cirebon. Warga geram, karena sudah banyak yang jadi korban. Lalu, di mana pemerintah saat rakyat ingin jalannya bagus dan aman dilalui? MEMBAHAS jalan rusak di Kota/Kabupaten Cirebon, berarti membahas dua wilayah. Dan, jenis jalannya juga ternyata berbeda-beda. Ada jalan kota/kabupaten, yang berarti menjadi kewajiban pemkot atau pemkab untuk memperbaikinya kalau rusak, ada jalan provinsi (tugas Pemprov Jabar), dan jalan nasional (tugas pemerintah pusat). Disadari atau tidak, tiga jenis jalan itulah yang kerap kali membuat pemerintah saling lempar tanggung jawab saat ada kerusakan dan memakan korban jiwa. Warga, tentu butuh kerja nyata dari pemerintah. Kalau ada kerusakan, ya harus segera diperbaiki. Bukan saling lempar tanggung jawab dengan dalih atau berlindung di balik tiga jenis jalan tersebut. Melalui liputan khusus ini, Radar Cirebon merangkum ragam komentar warga terkait kerusakan jalan. Bukan soal jenis jalannya. Di Kota Cirebon misalnya, tengoklah jalan-jalan utama dan strategis. Seperti Jl Brigjen Dharsono By Pass. Di jalur ini, sedikitnya ada 110 lubang dengan kedalaman sekitar 20 sentimeter dan juga bergelombang. Kondisi itu, setiap saat mengancam para pengguna sepeda motor. Apalagi kalau hujan dan lubang jalannya tertutup genangan air. “Kagok kalau lewat by pass, banyak jalan berlubang. Lubangnya cukup besar dan dalam. Ini sangat membahayakan, saya hampir terperosok,\" ujar Tisna Rasuna (34), salah satu pengendara sepeda motor. Di jalan ini, bahkan sangat parah utamanya di dekat traffic light. Sejumlah warga lain menyatakan bahwa kerusakan jalan raya tersebut sudah terjadi sejak lama. Namun pada saat musim hujan terjadi, kerusakan jalan semakin parah. \"Ya sejak musim hujan ini semakin parah. Jadi kalau pas hujan banyak yang hampir jatuh, motor oleng menghindari lubang,\" kata Putri Dewi (23), warga lainnya. Jalan rusak dan berlubang juga banyak ditemukan di Jl Cipto Mangunkusumo atau jalur dalam Kota Cirebon. di Jl Cipto, sedikitnya 122 lubang. Kerusakan hampir memenuhi sisi jalan dari arah Gunungsari ke arah Jl Pemuda. Salah seorang warga, Wisnu Pratama (24), mengatakan, jalan tersebut belum lama diperbaiki, tapi entah kenapa hanya karena terkena air hujan, langsung rusak. \"Apa karena kualitas aspalnya yang jelek atau karena anggarannya sedikit sehingga jalan dibuat dengan dana minim dengan menggunakan bahan bahan yang murah,\" ujarnya. Ia berharap pemerintah kota segera memperbaiki jalan rusak tersebut. Warga juga menginginkan agar perbaikan jalan nanti benar benar dikerjakan sesuai dengan spek dan kualitas bahan yang baik agar bisa tahan lama. Ia juga berharap pemerintah meningkatkan intensitas pemeliharaan jalan. Sebab, setiap musim hujan dan banjir, jalan menjadi mudah rusak. \"Sejak musim hujan lubang makin dalam dan melebar, banyak pengendara yang terperosok,\" kata Wisnu. Sementara Kristina, warga Kelurahan Karyamulya, Kota Cirebon, mengatakan jalan rusak merupakan masalah serius yang mesti ditangani segera oleh pemerintah. Warga sudah membayar pajak, berarti tugas pemerintah melakukan perbaikan. \"Sangat disayangkan kalau tidak tanggap. Apalagi kita sebagai masyarakat yang patuh terhadap pajak,\" tuturnya kepada Radar Cirebon, Senin (23/1). Menurutnya, kerusakan jalan bukan saja diakibatkan karena sering diguyur hujan, tapi juga karena kurang tanggapnya pemerintah melakukan memperbaikan. “Jangan nunggu ada korban, baru tanggap. Lihat saja sekarang, banyak pengguna jalan meninggal hanya karena terperosok ke dalam lubang menganga,\" kata Kristina. Tidak ada anggaran, bukan alasan yang harus dilontarkan pemerintah. Pendapat ini disampaikan Safari, salah satu pengendara sepeda motor. \"Tidak ada anggaran jangan dijadikan alasan. Bikin tim khusus untuk piket dan jaga. Jadi kalau sewaktu-waktu rusak, langsung diperbaiki. Ya meski itu tambal sulam, minimalnya aman dilalui,\" tandas Safari. Ditambahkan, lantaran jalan Cirebon sering memakan korban jiwa, masyarakat pun beranggapan buruk pada pemerintah. \"Ya lihat saja sekarang stigmanya jelek. Sekarang Cirebon bukan hanya disebut sebabagi kota tilang, tapi punya julukan baru sebagai kota dengan 1000 lubang jalan,\" tandasnya. Lalu, apa tanggapan Pemkot Cirebon? Ternyata Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon belum mendapatkan anggaran perbaikan untuk tahun 2017 ini. Untuk itu, perbaikan jalan berlubang di Kota Cirebon akan menggunakan dana pemeliharaan yang ada. Pada sisi lain, Kota Cirebon dilewati jalan nasional dan provinsi. Koordinasi akan dilakukan DPUPR dengan provinsi dan pusat. Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Cirebon Sumargo SE MSi mengatakan, jalan berlubang menjadi bagian dari pekerjaan rutin yang dilakukan. Namun, sampai saat ini anggaran dari APBD maupun bantuan lainnya belum dapat dicairkan. Karena itu, penambalan jalan berlubang akan menggunakan dana pemeliharaan yang ada. Penambalan dilakukan hanya untuk jalan Kota Cirebon. Untuk jalan provinsi dan pusat, DPUPR Kota Cirebon akan berkirim surat dahulu meminta dilakukan perbaikan. Selain Kota Cirebon, kondisi terparah juga di jalur Plumbon, Palimanan, Arjawinangun, Susukan, dan Kaliwedi. Jika tidak hati-hati, para pengguna jalan bisa terjungkal. Nurnanto (41), warga Kaliwedi mengatakan rusaknya jalan pantura selain karena banyak dilintasi kendaraan besar, juga diakibatkan tingginya curah hujan yang belakangan ini mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon. “Beberapa bulan lalu jalur pantura memang sempat diperbaiki untuk yang berlubang. Tapi, tidak tahan lama,” ujar Nurnanto, Senin (23/1). Menurutnya, lubang di jalur pantura mencapai ratusan. Yang parah, kerusakan dengan kedalaman mencapai 20 sentimeter dengan diameter seukuran ban truk tronton. “Membahayakan, terutama pengendara sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Kalau tidak hati-hati, pengendara bisa terjungkal,” tuturnya. Sementara di media sosial, berbarengan dengan rasa empati kepada korban-korban banjir bandang di Cibingbin Kuningan, ada juga yang memasang untuk empati terhadap kondisi jalan yang ada di Cirebon, dengan menulis hastag #PrayForCirebon. (mik/via/ysf/sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: