Santri Al-Mizan Unjuk Rasa

Santri Al-Mizan Unjuk Rasa

JATIWANGI – Ratusan santri Pondok Pesantren (Pontren) Al-Mizan protes film “Innocence of Muslims”. Kemarin (20/9), santri dari kalangan siswa MTs dan SMA itu berorasi di depan pontren tersebut. Aksi yang digelar di ruas jalan utama Cirebon-Bandung itu sebagai salah satu wujud mengecam film tersebut.  Pasalnya, film “Innocence of Muslims” dinilai menodai ajaran agama Islam. Pantauan Radar, aksi tersebut membuat lalu lintas di ruas jalan Cirebon-Bandung padat merayap. Karena seluruh santri mencoba membagikan selebaran kertas yang bertuliskan pengecaman kepada seluruh kendaraan baik sepeda motor dan roda empat yang melintas di jalan tersebut. Dalam orasinya, koordinator lapangan menyerukan, Innocence of Muslims adalah film sampah berkualitas rendah yang hanya menunjukkan kebencian pemahaman yang sempit dan sepihak dari pembuatnya, yakni Nakoula Bacile. “Semua umat beragama wajib mengutuk produksi film tersebut dengan tetap menahan diri dari tindakan kekerasan dan menjaga kerukunan umat beragama. Kami semua mengutuk keras film tersebut. Jangan terpancing dengan provokasi atas nama apapun, betul!” seru Siti, pelajar SMA Pontren Al-Mizan.   “Kita harus menjaga semua pihak dari tindakan provokasi yang mungkin dilakukan oleh kelompok radikalis yang salah arah dalam memahami ajaran-ajaran modernisasi yang terkandung dalam setiap agama,” tambahnya. Salah seorang guru MTs Al-Mizan, Edi Karna SPdI menegaskan, film tersebut menghina khususnya umat islam dan seluruh umat-umat siapapun. Sebab nabi yang terhina itu adalah nabi Muhammad SAW. “Umat Islam merasa tersinggung dan terejek dengan film ‘Innocence of Muslims’. Islam itu tidak mengajarkan kebencian, kemarahan, saling mengejek agama lain. Akan tetapi, ketika islam sudah mulai diejek apalagi nabinya maka kita pun merasa bangkit dan mengutuk keras,” tegasnya. Menurut dia, semua kalangan di Indonesia harus segera memboikot perusahaan-perusahaan Amerika yang ikut campur dalam pembuatan film tersebut. “Umat islam di seluruh dunia mari bersama-sama berdemo dalam arti pembuat atau sutradara harus meminta maaf kepada seluruh umat muslim. Karena sudah menyinggung umat Islam di seluruh dunia. Kami berharap pemutaran film ini yang pertama dan terakhir kalinya. Jangan sampai terulang kembali. Apalagi yang menghina Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya. Polres Majalengka turut mengamankan aksi tersebut. Unjuk rasa pun berjalan dengan tertib dan kondusif. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: