Semangat Kerukunan di Tahun Ayam Api
SETELAH 2016 adalah tahun Monyet Api, mulai 2017 memasuki shio Ayam Api. Ayam sebagai binatang ke-10 dalam perhitungan shio dan jatuh di tahun 2017 atau tahun 2568 dalam kalender Imlek. Menurut Ketua Wihara Dewi Welas Asih, Sidik Sugiarto didampingi Sekretaris Sungkono, dulu ketika masyarakat Tiongkok bingung menghitung hari, bulan dan tahun, sang kaisar secara brilian membuat patokan bulan dengan binatang. Alasan kaisar membuat binatang sebagai patokan, karena sebagian besar masyarakat Tiongkok ketika itu mempunyai binatang peliharaan. \"Setelah itu, masyarakat Tiongkok menyebut tahun sebagai shio atau dalam bahasa Tiongkok disebut Seshio atau shengxiao,\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Dia menjelaskan, Ayam Api tak akan lepas dari sifat ayam yang rajin, praktis, dan cerdik. Ayam juga dianggap sebagai makhluk yang bisa menghalau hal-hal negatif di alam semesta. \"Peluang kehidupan yang lebih baik akan bisa dirasakan jika kepedulian terhadap lingkungan, sesama, dan sifat tenggang rasa harus terus ditingkatkan,\" lanjutnya. Dia menambahkan, bagi yang mengejar kehidupan mapan, kesetabilan, penyelesaian masalah, bisa dicapai di tahun Ayam Api ini. \"Semua bakal terwujud kalau tulus mengerjakannya,\" katanya. Tapi, lanjut dia, ayam yang juga disimbolkan berhubungan dengan kabut, yang artinya jika terjebak di dalamnya akan tersesat dan salah arah. Hal ini bisa menimbulkan efek negatif bagi mereka yang temperamen, yang mudah tersulut berita hoax atau terlalu keras hati. Secara global, gejolak yang masih ada di beberapa belahan bumi karena unsur logam yang luluh oleh api. \"Terkait beberapa persoalan yang terjadi di negara ini, apa pun itu baiknya kita tetap menjaga kerukunan. Imlek dijadikan sebagai tradisi untuk menjaga keharmonisan,\" pesannya. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: