Perlu Jalan Alternatif Menuju Selatan Majalengka
MAJALENGKA - Jalur utama penghubung Majalengka-Cikijing saat ini sudah bisa dilalui, setelah sempat beberapa kali terputus akibat badan jalan longsor dan ambles di Desa Wanahayu Kecamatan Banjaran dan blok Cikebo Kecamatan Maja. Dibutuhkan jalan alternatif selain akses jalan tersebut, untuk diakses masyarakat dari wilayah selatan Majelengka. Ancaman putusnya jalur tersebut masih membayangi setiap saat, karena penanganannya masih bersifat sementara. Kendaraan yang bermuatan berat sementara disarankan tidak melintasi jalur tersebut, terutama saat hujan melanda kawasan selatan Majalengka. Sebab selain jalan Wanahayu yang sempat ambles, juga masih ada beberapa titik jalan yang kondisinya rawan tergerus longsor. Rambu peringatan untuk kendaraan berat tidak melintas di jalur tersebut, sudah terpasang di perempatan Cigasong menuju arah Maja. Tapi persoalannya tidak ada jalur alternative bagi mobil yang memiliki beban berat selain melintasi jalan antar kota tersebut. Sehingga para pengendara memaksa melintas meski berisiko dan bersabar karena penerapan buka tutup jalan. Salah sseorang pengendara, Asep menyebutkan saat ini jalur Majalengka-Cikijing belum bisa dikatakan benar-benar normal. Jalan bekas longsor yang bisa digunakan baru satu jalur untuk menghindari kembali bergesernya struktur permukaan jalan, sehingga diberlakukan sistem buka tutup. Namun karena jalur tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung dari wilayah selatan Majalengka menuju Majalengka kota, maka warga tetap melintasinya untuk beraktivitas. Dengan kondisi itu, warga mulai mengharapkan jalan alternatif yang memadai ketika terjadi kondisi yang tidak diinginkan seperti putusnya akses jalan. Misalnya meneruskan rencana pembukaan akses lingkar Majalengka-Bantarujeg yang beberapa tahun lalu sempat diwacanakan Pemkab Majalengka. “Dulu saya pernah dengar wacana Pemda akan membuka akses jalan pintas dari Majalengka ke Bantarujeg, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan lagi. Selama ini akses jalan satu-satunya dari wilayah Majalengka bagian selatan untuk menuju ke kota, ya harus lewat jalur Cikijin-Talaga-Maja. Tidak ada rute lain, sementara jalur tersebut banyak titik rawannya,” ungkapnya. Warga lainnya, Arif menambahkan ketika jalur tersebut sempat putus beberapa waktu lalu, aktivitas masyarakat dari wilayah selatan sempat terganggu karena mesti memutar arah melalui kawasan Cibunut Argapura menuju kawasan Sangiang Banjaran. Jalannya tidak terlalu lebar untuk dilintasi dua mobil berukuran sedang saat berpapasan. Sehingga warga yang biasanya beraktivitas menggunakan mobil terpaksa mesti menggunakan sepeda motor, namun dia merasa dilematis karena sedang musim hujan. Jika memaksa menggunakan mobil jalurnya cukup curam dan rawan, karena melintasi lereng gunung Ciremai. Sehingga dia mengusulkan mesti ada jalur alternatif dari pusat kota menuju kawasan selatan Majalengka, atau membuka rute jalan irisan dari satu kecamatan ke kecamatan lainya yang jalan utamanya rawan ambles dan longsor. Misalnya dari Banjaran ke Maja selain rute jalan utama bisa dibuat rute jalan irisan alternatif, dari Banjatan ke Talaga meskipun jaraknya dekat juga bisa dibuat. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: