Ada SMS Ancaman, Nenek di Pamengkang Diduga Dibunuh Tetangga

Ada SMS Ancaman, Nenek di Pamengkang Diduga Dibunuh Tetangga

CIREBON- Teriakan suara minta tolong Madi (80), warga Blok Pon, RT 02 RW 04, Desa Pamengkang Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, memecah di keheningan malam. Suasana pun langsung heboh. Sejumlah warga yang kaget mendengar teriakan tersebut langsung berlarian menuju rumah Madi, Selasa dini hari (31/1) sekitar pukul 01.00 WIB. Madi sendiri saat itu nampak berdiri di pintu rumahnya sambil berteriak minta tolong. Sang istri, Admira (75), tergeletak di atas kasur tanpa ranjang dengan kondisi tak bergerak. Pada bagian lehernya berlumuran darah. “Ada yang teriak, rupanya Pak Madi. Pak Madi ini matanya sudah tidak bisa melihat jelas, harus meraba-raba. Katanya kaki istrinya kejang-kejang dan ketika dipegang lehernya ada banyak cairan,” ujar Dede (35) salah satu kerabat korban saat ditemui Radar di sekitar TKP, siang kemarin. Warga pun kemudian melongok masuk ke kamar depan pasangan suami istri yang hanya tinggal berdua tersebut. Warga yang masuk melihat Admira yang sehari-hari bekerja sebagai pemecah batu split tersebut bersimbah darah di atas kasur. “Setelah itu lapor ke desa dan polisi. Selanjutnya melakukan olah TKP dan memasang police line,” cerita Dede. Setelah insiden tersebut, warga pun saling tanya. Siapa pelaku yang sampai tega menghabisi pasangan yang belum dikarunia keturunan tersebut. Kecurigaan warga saat itu menduga pelakunya bukan orang jauh. Namun warga sekitar tidak mau menuduh, apalagi tidak ada bukti atau pun saksi yang melihat langsung kejadiannya. “Yang jelas saat itu ada yang hilang, kalung dan cincin yang dipakai tidak ditemukan. Korban ini tidak punya keturunan, sempat punya anak namun meninggal,” papar Dede. Polisi pun bergerak cepat. Beberapa saat setelah kejadian polisi langsung meminta keterangan dari sejumlah saksi-saksi di sekitar TKP. Tak kurang dari 8 saksi diperiksa sampai akhirnya setengah jam kemudian polisi mengamankan seorang saksi ke Mapolsek Mundu. “Yang dibawa polisi satu orang, gak tahu pelaku atau bukan,” tambah Dede. Kecurigaan polisi terhadap pria berinisial SL (45) itu karena tidak terlihat di lokasi meskipun rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumah korban. “Saksi SL gak ke TKP. Kata istrinya gak enak badan,” tutur Dede. Hal lainnya yang menguatkan kecurigaan polisi terhadap saksi SL adalah ditemukannya beberapa SMS ancaman dan kata-kata kasar dari SL yang ditujukan kepada pasangan lansia tersebut yang dikirim melalui HP milik Ketua RW 04, Sukim (46). “Ada beberapa SMS yang sudah saya hapus. Intinya SL itu minta disampaikan kepada korban agar korban membayar utangnya yang kurang lebih sekitar satu juta,” kata Sukim. Bahkan menurut Sukim, dua minggu yang lalu, antara korban dan SL pernah terlibat cekcok mulut. Saat itu keluarga korban baru saja menerima warisan, namun saat SL menagih utang, korban tidak ingat pernah berhutang dan malah cekcok mulut. “Kalau masalah utang piutangnya saya tidak tahu. Tapi SL pernah cerita sewaktu Pak Madi sakit, biayanya sebagian pinjam ke SL. Tapi itu kan kata SL, aslinya bagaimana ya saya gak tahu,” ungkapnya. Masih menurut Sukim, Madi menerima warisan dari pihak kelurga laki-laki. Untuk besarannya ia pun mengaku tidak tahu. Tapi dari hasil bagi warisan tersebut, Madi kemudian bisa merenovasi rumahnya. Sukim mengaku masih menyimpan bukti-bukti SMS dari SL yang ditujukan kepada keluarga korban. Di antaranya memang tidak sedikit yang bernada ancaman. Namun begitu, ia tidak berani menuduh apalagi mengatakan bahwa SL adalah pelakunya. “Saya masih ada SMS-nya, kalau memang polisi perlau ya silakan,” jelasnya. Sementara itu, pihak kepolisian masih terus memeriksa SL dengan intensif. Pasalnya SL tetap bersikukuh tidak melakukan perbuatan tersebut. Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar SIK MHum MSM melalui Kasat Reskrim AKP Galih Wardani mengatakan saat ini kasus tersebut ditanagani Polsek Mundu. “Kita back up saja, kasusnya ditangani Polsek Mundu,” ungkapnya. Dikatakan Galih, saat ini jasad korban dikirim ke RS Bhayangkara Indramayu untuk dilakukan otopsi. Dari hasil pemeriksaan, ada luka tusuk di bagian leher sebelah kanan yang diduga sebagai penyebab kematian korban. “Kasusnya masih dalam penyelidikan,” pungkasnya. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: