Meluber sampai Jalan, DLH Kewalahan Angkut Sampah

Meluber sampai Jalan, DLH Kewalahan Angkut Sampah

KESAMBI – Dinas Lingkungan Hidup (DHL) kewalahan mengangkut sampah. Akibatnya, tumpukan sampah menggunung di sejumlah tempat penampungan sementara (TPS). Kondisi ini dikeluhkan masyarakat yang melintas di TPS, karena bau tidak sedap yang cukup mengganggu. “Ini pemandangan biasa. Sampah seperti dibiarkan saja,” ucap Marzuki Wahid, pegawai swasta yang setiap hari melintas Jalan Kesambi, Senin (6/2). Menurutnya, TPS di Jl Kesambi Raya cukup mengganggu pengguna jalan. Padahal, TPS tersebut dekat dengan pusat perbelanjaan dan sentra kuliner. Surminah, warga Pamengkang Kabupaten Cirebon yang sudah lima tahun memungut sampah di TPS Kesambi menyampaikan, dalam sehari pengangkutan sampah sampai dua kali. Pengangkutan dilakukan pagi dan siang hari. Meski mengganggu warga sekitar, tumpukan sampah di TPS Kesambi justru menjadi berkah tersendiri. Banyaknya sampahyang tidak terangkut memuat Surminah punya kesempatan memilah barang bekas untuk dijual ke pengepul. Terkait tumpukan sampah tersebut, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon Ir Agung Sedijono MSi membenarkan, pengangkutan sampah di TPS Kesambi dilakukan dua kali rit antara jam 07.00 sampai 12.00 WIB. Bila ada kiriman sampah di atas pukul 12.00, DLH membiarkannya karena tidak masuk dalam jadwal pengangkutan. “Nanti kita ubah jadi tiga kali sehari. Sudah dikondisikan, mudah-mudahan minggu depan sudah jalan,” ucapnya. Agung mengaku, sudah mengerahkan petugas semaksimal mungkin untuk pengangkutan sampah. Bahkan, petugas sampah DLH tidak mengenal hari libur. Akhir pekan mereka tetap bekerja dengan durasi enam jam setiap harinya. Selain faktor pengangkutan, Agung menjelaskan, penyebab tumpukan sampah di TPS Kesambi depan Lapas Cirebon itu, karena dampak dikosongkannya TPS Kesambi depan perumahan Bank Indonesia. Karena sudah tidak difungsikan, beban sampah berpindah di TPS terdekat. Kendala lainnya, personel persampahan berkurang karena ada yang pindah tugas ke SKPD lain. “Penambahan rit itu solusi jangka pendek, selanjutnya kita ingin pengangkutan itu dikerjasaman dengan pihak ketiga,” tuturnya. Saat ini, ujar Agung, petugas sapuan sampah mencapai 105 orang. Kelompok angkutan sopir dan kru 55 orang. DLH memiliki 12 dump truck dan sembilan kendaraan jenis arm roll. Dari 21 kendaraan itu, enam diantaranya pengadaan sebelum tahun 2000 atau sudah lanjut usia. Selain kendala tersebut, DLH meminta masyarakat untuk peduli dengan tidak membuang sampah di atas pukul 12.00. Untuk memberikan sanksi sosial dan moral, Agung Sedijono akan memasang CCTV di setiap TPS padat khususnya. Kemudian, pelanggar yang membuang sampah sembarang waktu akan dipasang fotonya. Langkah lainnya, DLH mengundang petugas sampah RW agar membuang sampah pada jam yang ditentukan. (ysf)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: