Pasar Gebang Lama Mangkrak, Ada Kontraktor Siap Bangun Lagi

Pasar Gebang Lama Mangkrak, Ada Kontraktor Siap Bangun Lagi

CIREBON - Masalah yang timbul akibat mangkraknya pembangunan Pasar Desa Gebang Ilir, secara bertahap bakal terselesaikan. Karena pengelola sudah menemukan kontraktor yang siap menggarap dan melanjutkan pembangunan pasar. Hal tersebut disampaikan mantan Kuwu Desa Gebang Ilir, Supardi. Menurutnya, setelah berkali-kali berganti, akhirnya pengelola pasar menemukan kontraktor yang siap melanjutkan pembangunan pasar. “Sudah ada kontraktornya. Rencana tahun ini juga langsung jalan,” ujar kuwu yang beberapa waktu lalu nonaktif karena masa jabatannya habis. Menurut Supardi, kontraktor yang saat ini akan menggarap Pasar Gebang Ilir bersedia mengganti biaya yang sudah keluar dalam tahap pertama pembangunan pasar. “Biaya yang sebelumnya keluar akan diganti kontraktor yang baru,” ujarnya. Pembangunan pasar sendiri terkendala beberapa permasalahan. Di antaranya belum selesainya urusan administrasi terkait masalah peizinan. ”Kita optimis, dalam waktu dekat segala urusan administrasi selesai dan pembangunan bisa segera dilanjut,” tuturnya. Namun, penuturan Supardi tersebut tidak lantas membuat para pedagang yang sudah membayar DP puas. Pasalnya janji-janji manis tersebut sudah seringkali didengar dan realisasinya tak kunjung ada. Sejumlah pedagang pasar darurat Gebang Ilir kecewa berat dengan tak kunjung rampungnya pembangunan pasar. Padahal, pasar tersebut sudah dibongkor lebih dari empat tahun lamanya. Namun hingga kini, pembangunannya tak kunjung selesai. Akibat mangkraknya pasar tersebut, para pedagang pun terpaksa pindah dan menggelar lapak dagangannya di bahu jalan. Bahkan tidak hanya di bahu jalan, para pedagang juga terpaksa membuka lapak di bawah flyover Gebang. “Ini sudah empat tahun kita jualan di jalan. Kita juga gak ngerti kendalanya di mana. Pasarnya kok gak jadi-jadi,” ujar RA, salah satu pedagang yang ditemui Radar di lokasi pasar darurat Gebang Ilir. Padahal, kata RA, sejumlah pedagang sudah memberikan DP dan uang muka kepada pihak-pihak tertentu untuk bisa segera menempati pasar. “Kalau saya sih cuma pedagang lemprakan, sudah lama DP Rp 3 juta. Tapi kalau yang punya kios DP-nya macem-macem dan beragam. Ada yang Rp 30 sampai Rp 50 juta,” imbuhnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: