Jelang Konfercab, MWCNU Beri Masukan untuk Kemajuan Organisasi

Jelang Konfercab, MWCNU Beri Masukan untuk Kemajuan Organisasi

ASTANAJAPURA - Sebanyak 31 Majelis Wilayah Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Cirebon menggelar halaqoh atau diskusi di kediaman KH Wawan Arwani, Sabtu (11/2). Halaqoh di Pesantren Buntet, Kecamatan Astanajapura tersebut merupakan pertemuan MWC ke sekian kalinya dalam merumuskan poin-poin gagasan untuk diajukan kepada ketua PCNU terpilih dalam konferensi cabang (konfercab) tanggal 25 Februari nanti. Selain para ketua MWC, tampak hadir dalam diskusi shohibul bait KH Wawan Arwani, Wakil Katib Syuriah PBNU KH Taufiqurrohman Yasin, KH Niamullah Aqiel, KH Saefullah, KH Lukman Hakim, dan salah satu tokoh yang dicalonkan sebagai ketua Tanfidziyah PCNU KH Aziz Hakim Syaerozi. Para kiai diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan pikiran untuk memajukan organisasi NU. Perwakilan MWC NU Kecamatan Gunungjati, Ahmad Aflaha mengatakan, saat ini bukan zamannya lagi persaingan kandidat ketua NU tanpa visi. Yang dibutuhkan adalah komitmen perubahan bersama-sama seluruh elemen, agar organisasi NU lebih maju tidak statis. Berpijak pada kompleksnya tantangan di masa depan dari berbagai sisi dan ketertinggalan secara organisasi, maka kepemimpinan PCNU di masa depan tidak hanya bergerak. Lebih dari itu, harus bisa melakukan lompatan-lompatan untuk bisa mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi yang terdepan dalam berbagai aspek. \"Ada banyak poin yang terinventarisir dari beberapa kali pertemuan. Namun poin-poin tersebut dapat diklasifikasi dalam dua hal besar yakni untuk internal dan eksternal,\" kata Aflaha. Untuk internal, Ketua MWC Kecamatan Mundu HR Ahmad Bana memaparkan, gagasan yang muncul di antaranya soal struktur yang harus siap kerja dengan standar yang jelas dan siap diganti bila tidak aktif, pola kaderisasi dan penguatan SDM yang bagus, serta komunikasi yang produktif antara PCNU dengan badan otonom dan lembaga yang selama ini kurang terbangun dengan baik. Yang juga tak kalah penting, kata Bana, perlu menciptakan ruang pertemuan kultural dan strukural dalam bentuk majelis-majelis taklim dan dakwah di semua daerah. Dan yang paling vital adalah ada program jelas dalam pola kemandirian ekonomi Nahdliyin berbasis MWC dan Ranting. \"Jika kemandirian tercipta, MWC dan Ranting tidak susah-susah lagi untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan dakwah Islamnya. Dan masih banyak lagi,\" tuturnya. Ketua MWC NU Kecamatan Talun, H Idhak Khaolid menambahkan, untuk eksternal sebenarnya tergantung pada penguatan internal. Jika semua lini masif, maka dengan sendirinya orientasi dakwah ke luar juga bisa dilakukan secara masif. Beberapa hal yang penting adalah memperkuat peran-peran kemasyarakatan, ambil bagian dalam merumuskan kebijakan daerah, hadir dalam pencegahan kriminalitas dan kemaksiatan, mengawal arus informasi dalam rangka menjaga kondusivitas, mengontrol bidang politik-ekonomi agar benar-benar maslahat bagi umat, serta banyak lagi lainnya. (sam)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: