Kapal Feri VS Tanker, 8 Tewas
JAKARTA - Kisah pilu kembali terjadi dalam dunia transportasi Indonesia. Kemarin, kapal KMP Bahuga Jaya tenggelam setelah ditabrak lambung kanannya oleh kapal tanker Norgas Cathinka yang berbendera Singapura. Delapan penumpang termasuk satu bayi meninggal dunia di tempat, sedangkan penumpang selamat termasuk anak buah kapal ada 211 orang. Kejadian nahas itu terjadi antara pukul 04.45-05.00 kemarin. Subuh mencekam itu terjadi setelah KMP Bahuga Jaya bertolak dari pelabuhan Merak, Banten menuju Bakauheni, Lampung sekitar pukul 03.08. Di dalam kapal terdapat sekitar 219 orang dan 78 kendaraan bermotor. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho merinci ada 10 kendaraan roda dua, 22 unit mobil pribadi, 11 pikup, 17 colt diesel, dan 18 truk Fuso. Saat berangkat tidak ada tanda-tanda kapal bermasalah alias layak mengarungi lautan. Masalah terjadi saat memasuki Pulau Sangiang, KMP Bahuga Jaya \"bertemu\" dengan kapal Norgas. Jarak yang terlalu dekat membuat kapal milik PT. Atosim Lampung Pelayaran itu berinisiatif untuk memutar haluan ke arah kiri. Maksudnya, untuk memberi jalan kapal Norgas. Kapal Norgas ternyata punya inisiatif yang sama, nahkoda memutar haluan ke kanan. Tapi, maksud baik itu malah berujung petaka. Ternyata lambung kanan KMP Bahuga Jaya tertabrak dan robek. Air lantas masuk dan membuat keseimbangan kapal kacau. \"Sekitar pukul 06.00 kapal benar-benar tenggelam,\" ujar Sutopo. Menurut catatannya, lokasi tenggelamnya kapal ada di sekitar empat mil pelabuhan Bakauheni atau dua mil dari Pulau rimau Balak. Kabar tenggelamnya kapal langsung direspons cepat oleh otoritas pelabuhan dengan melakukan evakuasi. Namun, cepatnya proses tenggelam membuat delapan orang meninggal dunia. \"Delapan penumpang meninggal dunia, enam yang dievakuasi dibawa ke RS Kalianda Lampung, dan dua korban ke Pelabuhan Merak,\" tuturnya. Berdasar informasi dari Kementerian Perhubungan (Kemhub), korban meninggal dibawa tug boat JFF sebanyak tiga orang, KMP Nusa Agung satu orang, KMP Rajabasa-1 satu orang, dan KMP Windu Karsa Utama tiga orang. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimuso membenarkan kalau 211 penumpang selamat. Total penumpang sendiri diperkirakan berjumlah sekitar 180 orang dan sisanya adalah ABK dan perwira kapal. Menurutnya, evakuasi dilakukan oleh kapal-kapal yang saat kejadian sedang sandar di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. \"Laporan sementara, yang dievakuasi 219 dengan korban selamat sebanyak 211 orang,\" jelas Suroyo Alimuso. Dia juga merinci kalau korban selamat yang dievakuasi menuju Bakauheni mencapai 165 orang. Sedangkan korban yang dibawa ke Pelabuhan Merak ada 43 orang. Terkait penyebab tabrakan, apakah murni kecelakaan atau human error masih dilakukan pengecekan. Dikatakan kalau tabrakan kapal jarang terjadi di Indonesia, dia menduga kalau lalu lintas kapal makin padat. Bagaimana dengan kelaikan kapal? Dia memastikan kalau KMP Bahuga tidak kelebihan muatan saat berangkat. Terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Mabes Polri, Inspektur Jenderal Agus Rianto menurutkan kalau pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan itu. Dia belum bisa memberikan kesimpulan apapun terkait kejadian nahas tersebut. \"Ditangani oleh Polda Lampung dibantu Polda Banten,\" katanya. Dia juga menjelaskan kalau saat kejadian cuaca dilokasi cerah. Jadi, kecil kemungkinan kalau diakibatkan oleh cuaca. Dia hanya bisa memastikan kalau penelusuran sementara kedua nahkoda berniat memberikan jalan dengan cara memutar haluan. \"Tapi, tiba-tiba di TKP terjadi kecelakaan,\" terangnya. Sementara kalangan parlemen, khususnya Komisi V yang membidangi perhubungan, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden kecelakaan kapal motor Bahuga Jaya. Anggota Komisi V Arwani Thomafi di antara yang kemudian mendesak dilakukan investigasi serius atas kelaikan kapal. \"Ini penting, bahwa perlu diketahui secara persis penyebab kecelakaan. Faktor teknis, kesalahan manusia, atau persoalan komunikasi navigasi sebagai penyebab,\" ujar Arwani, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin (26/7). Menurut dia, kepastian penyebab itu penting mengingat masih munculnya kesimpangsiuran sejumah informasi. Misalnya, tentang kesimpangsiuran jumlah penumpang akibat tidak jelasnya manifes. \"Bisa saja manifest ada, namun itu sama sekali tidak mencerminkan kondisi riil,\" tandasnya. Dia melanjutkan, bahwa tiket terpadu yang diberlakukan PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) dengan penerapan sistem online, dalam kenyataannya tidak mencerminkan kondisi riil. \"Ini patut dipertanyakan sistem online yang diklaim telah diberlakukan oleh PT ASDP,\" tandas sekretaris Fraksi PPP tersebut. Selain itu, Arwani mengungkap, kalau penyeberangan Merak dan Bakauhuni sebenarnya telah dilengkapi dengan Ship Traffic Control (STC). Yaitu, sejenis alat untuk mengendalikan lalu lintas kapal. \"Cukup disayangkan, meski telah dilengkapi STC, namun kecelakaan masih terjadi. Oleh karenanya, tidak bisa tidak, harus dilakukan investigasi menyeluruh,\" tegasnya kembali. (dam/dyn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: