Sujono dan Anaknya Selamat, Ini Kisah Saksi Mata Amblesnya Jalan Kuningan-Majalengka

Sujono dan Anaknya Selamat, Ini Kisah Saksi Mata Amblesnya Jalan Kuningan-Majalengka

  KUNINGAN – Sujono masih shock. Lelaki asal Desa Sukasari, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, itu melihat langsung kejadian amblesnya sepotong jalan nasional Blok Wage, Cireungit, Desa Kawahmanuk, Kecamatan Darma, kemarin. Dia melihatnya dari jarak yang sangat dekat, sekitar 5 meter. Beruntung Sujono menghentikan laju motornya ketika jalan di depannya mendadak ambrol. Sujono tak pernah bermimpi bakal menyaksikan langsung detik demi detik proses ambrolnya badan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Kuningan dengan Ciamis itu. Awalnya dia berniat mengantarkan anaknya yang akan bertanding di O2SN untuk latihan rutin bulutangkis di kota Kuningan. Pria berbadan subur itu berangkat dari rumahnya di Desa Sukarasa sekitar pukul 06.35. Menggunakan sepeda motor dan membonceng anaknya, Sujono melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang menuju kota Kuningan melintasi Cipasung dan ruas jalan Cikijing-Kuningan. Dia masih ingat, lima menit sebelum sampai lokasi ambrolnya badan jalan, dirinya sempat berpapasan dengan bus tiga perempat Aladin jurusan Tasik-Semarang yang melaju dari arah Kuningan di wilayah Panenjoan atau hanya berjarak sekitar beberapa ratus meter saja dari ruas jalan yang ambrol tersebut. Di belakang bus, ada beberapa pengendara sepeda motor ke arah Cikijing. “Bus Aladin itu mungkin kendaraan roda empat terakhir yang melintas di jalan itu sebelum amblas dan putus. Sebab saat saya sampai lokasi kejadian, saya tidak berpapasan lagi dengan kendaraan roda empat lainnya dari arah Kuningan,” tutur Sujono yang mengaku masih deg-degan dan shock saat mengingat kejadian tersebut. Dia mengucapkan syukur ketika bus penuh penumpang itu melintas hanya beberapa saat sebelum kejadian longsor. Sujono tak membayangkan jika kendaraan tersebut lebih pelan jalannya dan berada di ruas jalan yang amblas, bisa saja langsung terseret ke jurang yang berada di samping badan jalan. “Alhamdulilah saat kejadian tidak ada kendaraan yang melintas. Kondisinya sepi. Padahal biasanya banyak pengguna jalan yang lalulalang. Saya memperkirakan, kejadian amblasnya badan jalan itu kurang dari pukul 07.00. Kalau di bawah jam tujuh, banyak pelajar yang membawa motor. Dan kemungkinan ada korban,” papar Sujono yang mengenakan jaket parasit bertuliskan KONI Kabupaten Kuningan itu. Dia menceritakan bagaimana detik-detik amblasnya jalan yang berlangsung di depan matanya. Hanya beberapa meter mendekati lokasi kejadian, dirinya mendengar suara bergemuruh disusul ambruknya tembok penahan tebing (TPT) bagian sisi kanan dari arah Cipasung. Sontak Sujono menghentikan laju motornya di sekitar jarak 5 meteran. Belum juga rasa kagetnya hilang, mendadak badan jalan yang tepat berada di depannya terlihat bergerak ke arah bawah. “Saya berada di atas motor sekitar jarak lima meter. Jadi kelihatan betul proses terseretnya badan jalan ke bawah. Benar-benar mengerikan kejadiannya. Untungnya, saya masih ada di jarak lima meteran, ngga tahu nasib saya kalau ketika kejadian berlangsung sudah berada di ruas yang ambrol,” ujar Sujono. Sebenarnya, kata dia, di belakang motornya, ada sejumlah pengguna jalan lainnya. Termasuk rumah Kades Kawahmanuk berada tak jauh dari tempat kejadian. Tapi dia tak sempat memperhatikan kemana para pengendara motor tersebut ketika peristiwa berlangsung. “Saya sendiri terkesima menyaksikan pemandangan mengerikan yang baru seumur-umur baru melihatnya. Karena shock dan kaget, saya tidak sempat memoto atau mengabadikan kejadian itu melalui kamera HP. Sangat cepat. Penasaran, saya memarkirkan motor dan berjalan mendekati badan jalan yang ambrol. Sekitar tiga meter dari bibir jalan,” ungkapnya. Untuk melihat kondisi di seberangnya, Sujono kemudian berjalan kaki di sisa badan jalan yang belum semuanya ambles. Dia juga mengatakan, badan jalan tak semuanya ambles melainkan masih tersisa satu meter dan bisa dilalui oleh warga, termasuk dirinya. “Tadinya masih tersisa sekitar satu meter, dan bisa dilintasi dengan jalan kaki,” katanya. Sekitar pukul 09.00, petugas Bina Marga dari Cirebon datang ke lokasi kejadian. “Setelah turun ke bawah dan melakukan pengecekan, petugas itu lalu mencolok saluran air yang tersumbat. Dalam beberapa detik, badan jalan yang tersisa juga ikut ambrol. Jujur saya sampai sekarang masih deg-degan dengan kejadian itu,” terang dia. (ags)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: