Kadisperindag Dinilai Tak Etis
Kepala Bapeda Mendadak Susah Dihubungi MAJALENGKA – Pernyataan kontroversial Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, serta Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Majalengka, Hj Suratih Puspa SH MH yang menyatakan bahwa munculnya anggaran Rp30 miliar untuk program pengembangan pasar modern merupakan keisengan Bapeda, menuai kritik sejumlah kalangan. Ketua LSM Jarami, Drs Cecep Suryana MSi misalnya, mengaku mual mendengar pernyataan tersebut. Ia tidak habis pikir, bagaimana mungkin pejabat sekelas kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bapeda) selaku pengelola dan perancang program daerah membuat pos anggaran dengan nilai yang sangat besar secara iseng. “Ingat APBD itu uang rakyat bukan uang pribadi. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka saya bersama elemen masyarakat Majalengka lainnya siap melaporkan hal itu kepada KPK,” tandas pria yang juga dosen salahsatu perguruan tinggi di Bandung itu. Pendapat senada disampaikan aktivis mahasiswa Majalengka, Andri. Ia menilai, pernyataan kepala Disperindagkop UKM tersebut asal-asalan dan kurang etika. Apalagi lawan bicaranya adalah anggota DPRD dan saat acara resmi, bukan berada dalam forum santai. “Meski semua orang tahu kalau Ibu Ratih sangat akrab dengan DPRD karena sempat menjabat sekwan, namun saya kira kurang pas kalau dalam suasana rapat resmi muncul pernyataan yang seperti bercanda tersebut,” tandas dia kepada Radar, kemarin (25/8). Sayang Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Ir H Rakhmat Rukmana MP tidak bisa dikonfirmasi soal kebenaran anggaran iseng itu. Bahkan pesan singkat yang sempat dikirim Radar beberapa kali ke nomer ponselnya tidak dijawab. Sebelumnya, dalam rapat kerja antara Komisi A dan B dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, serta Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) dan Badan Perizinan Terpadu (BPT) yang membahas perizinan pasar modern, Kadisperindagkop UKM, Hj Suratih Puspa SH MH menjawab pertanyaan anggota dewan tentang keberadaan anggaran untuk pengembangan pasar modern senilai Rp30 miliar, dengan enteng mengatakan, munculnya anggaran itu akibat keisengan dari Bapeda. Anggota Fraki PKB, Aan Subarnas SE mengaku tersinggung dengan jawaban Suratih yang dinilai asal bunyi (asbun). ”Dia kan bukan berbicara dengan anak kecil. Masa ditanya masalah asal usul anggaran Rp30 miliar bilangnya hanya karena iseng. Uangnya tersebut kan tidak sedikit, jadi jangan main-mian,” ujar Aan. (pai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: