Harga Cabai di Pasar Masih Mahal, Petani Tetap Rugi

Harga Cabai di Pasar Masih Mahal, Petani Tetap Rugi

INDRAMAYU - Harga cabai di pasaran saat ini memang masih tinggi. Namun, nyatanya petani tidak meraup untung banyak dari harga tinggi itu. Justru tingginya harga cabai saat ini berbanding terbalik dengan pendapatan petani. Di Indramayu, petani sebenarnya menjual cabai rawit semahal-mahalnya Rp 20 ribu. Bahkan sering di bawah Rp 20 ribu. Karena kualitas cabai di cuaca seperti saat ini kurang baik. Belum lagi para petani harus gigit jari karena banyak cabai yang ditanamnya mati dan membusuk. Sementara di pasar, cabai dibanderol Rp 90 ribu. “Kami juga tidak paham kenapa harga cabai bisa semahal ini. Banyak tanaman cabai yang mati dan buahnya busuk. Itu kalau dijual harganya tidak sampai Rp 20 ribu,” ujar salah satu petani cabai Widasari, Ono (50). Petani cabai lainnya Suwardi (40) hanya bisa geleng-geleng kepala melihat harga cabai yang tinggi. Harga cabai, kata dia, sebenarnya sudah mengalami penurunan selama tiga bulan. Namun dia heran karena hingga kini harga cabai rawit di pasaran masih tinggi. Bahkan, cabai dengan kualitas buruk pun masih dijual tinggi. “Meski di pasaran tinggi, tetap saja kami sebagai petani hanya bisa gigit jari. Kami tidak merasa untung karena kami jual di tingkat tengkulak saja harganya rendah. Karena kualitas cabainya kurang bagus,” tuturnya. Salah satu pedagang sayur Pasar Jatibarang, Zen (40) menyebutkan, harga cabai rawit di tingkat pedagang mencapai Rp 80 hingga Rp 90 ribu per kilogram. Tingginya harga cabai, kata Zen, karena stok di tingkat petani tidak banyak. “Mungkin kalau kondisi iklim sudah baik, petani cabai juga bisa memproduksi cabai seperti biasa. Sehingga harga pun berangsur turun,” ujarnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: