Usulan Dana Kemenkes Rp31,2 T Dikritik
JAKARTA- Usulan anggaran yang diajukan Kemenkes 2013 yang mencapai Rp31,2 T mendapat kritik dari sejumlah pihak, termasuk anggota DPR. Komisi IX DPR pun diminta membongkar postur anggaran Kemenkes terkait sejumlah mata anggaran yang perlu dipertanyakan. Salah satunya terkait rencana pengalokasian untuk pos penyusunan laporan yang mencapai Rp1,1 triliun. Menanggapi sejumlah kritik tersebut Kemenkes menyatakan akan tetap bertahan dengan rencana anggaran yang sudah ada. \"Kita akan tetap dengan rencana anggaran tahun 2013 yang sudah ada,\" jelas Wamenkes Ali Ghufron Mukti di Jakarta, kemarin (1/10). Ghufron mengakui rencana anggaran Kemenkes tersebut membengkak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia menuturkan, anggaran Kemenkes diperkirakan bakal lebih besar karena adanya persiapan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). \"Persiapan BPJS itu memerlukan tambahan SDM (Sumber Daya Manusia) dan juga infraktruktur. Fasilitas-fasilitas seperti tempat tidur pasien juga harus dipenuhi. Ini salah satu alasan nilai anggarannya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya,\" tegas Ghufron. Menyikapi kritik terkait rencana alokasi pos penyusunan laporan yang mencapai angka triliunan, Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan, penyusunan laporan tersebut tidak sekedar mencakup bukti laporan secara fisik. Laporan tersebut harus dicek ulang di lapangan. Penyusuan laporan itu sendiri juga memakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sebab, hal tersebut dilakukan di seluruh Indonesia. \"Laporan itu tidak melulu menyangkut fotokopi dokumen atau semacamnya. Tapi untuk menyusun laporan, kita kan melibatkan banyak pihak. Kegiatan yang kita laporkan juga dilakukan di pusat dan daerah. Selain itu, diperlukan pengecekan lagi,\" paparnya. Mata anggaran yang dipermasalahkan juga adalah mata anggaran yang termasuk dalam kategori pelayanan public seperti pengendalian lalat, nyamuk dan kecoa yang mencapai Rp1,5 miliar dan peningkatan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat senilai Rp 69,4 miliar. Merespon hal tersebut, Ghufron memaparkan, pengendalian lalat, nyamuk dan kecoa memakan biaya besar karena dilakukan menyeluruh di semua daerah di Indonesia. \"Kalau untuk peningkatan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, harus diketahui kalau merubah perilaku hidup bersih dan sehat itu tidak mudah. Ya sekarang misalnya, biaya iklan di televise itu sudah berapa. Untuk sekian menit saja biayanya bisa mencapai ratusan bahkan miliaran rupiah,\" paparnya. Untuk itu, lanjut Ghufron, pihaknya belum berniat merombak rencana anggaran Kemenkes yang sudah ada. Menurut dia, Kemenkes siap mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran tersebut. \"Kemarin dalam audit keuangan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) kita masih mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP), target kita itu WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Jadi sebisa mungkin, kita akan pertanggung jawabkan penggunaan anggaran tersebut,\" tegasnya. Sebelumnya, beberapa pihak mengkritisi nilai anggaran Kemenkes pada 2013 yang jumlahnya cukup fantastis. Salah satunya anggota komisi IX DPR, Rieke Dyah Pitaloka, dia menuturkan alokasi anggaran itu juga belum optimal untuk pelayanan publik. Alokasi anggaran tersebut masih lebih besar untuk belanja birokrasi. (ken)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: