Padi Sering Terendam, Produksi Petani Turun

Padi Sering Terendam, Produksi Petani Turun

MAJALENGKA – Puluhan petani di Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka mengeluhkan hasil panen musim tanam pertama. Terutama untuk sawah di dekat aliran sungai Cikamangi I. Salah seorang petani, Suarni (46) mengatakan hasil panen tahun ini jeblok akibat sungai Cikamangi I dan II sering meluap. Bulir padi tidak berisi serta banyak yang membusuk, karena sering terendam banjir kiriman dari hulu sungai. Lahan seperempat hektare miliknya di sekitar sungai Cikamangi I hanya menghasilkan 7 hingga 8 kuintal. Padahal jika kondisi normal, lahan tersebut biasanya mampu mendapatkan hasil 2 ton. “Hasil 8 kuintal itu sudah maksimal, itupun gabah basah. Kalau kering mungkin hanya dapat sekitar 6,5 kuintal,” tuturnya. Produksi juga diperparah dengan wabah wereng memasuki musim hujan saat ini. Padi berubah menjadi cokelat dan beberapa petak sawah miliknya terpaksa tidak dipanen. Dia mengaku rugi karena menghabiskan puluhan juta sejak mulai tanam hingga menjelang panen. “Kalau wereng sih mungkin sebagian besar petani di wilayah Majalengka juga mengalaminya. Tetapi persoalan banjir di sungai Cikamangi I dan II menjadi beban bagi para petani yang memiliki sawah di sekitar sungai itu. Banjir beberapa bulan lalu sampai merendam padi selama dua hari,” tukasnya. Sementara Pjs Kepala Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung, Wawan Ridwan membenarkan hasil panen para petani di desanya hanya sekitar 60 persen. Sisanya atau 40 persen tidak menghasilkan bulir padi karena hama wereng dan faktor sungai Cikamangi I dan II. “Bahkan akibat padi sering terendam, petani terpaksa menggotong padi dan memanen di rumah. Jadi tidak bisa langsung digeprak di sawah karena air menggenangi sawahnya,” ujarnya. Ada sekitar 30 hektare lebih tidak dapat dipanen secara maksimal akibat wabah wereng dan sering terendam. Pihaknya berharap perbaikan tanggul sungai Cikamangi II sepanjang 700 meter. Dalam satu tahun biasanya luapan sungai Cikamangi I dan II terjadi dua sampai tiga kali. “Tetapi sekarang sudah lima kali meluap dan merendam puluhan rumah serta areal pertanian di wilayah kami. Diharapkan tahun ini ada perhatian secara serius dari pemerintah pusat untuk kembali memperbaiki tanggul yang jebol,” harapnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: