BPR Majalengka Fokus Garap Nasabah UMKM

BPR Majalengka Fokus Garap Nasabah UMKM

MAJALENGKA - Selain ditargetkan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD), badan usaha milik daerah (BUMD), khususnya di bidang keuangan, juga untuk melayani dan menjangkau masyarakat kecil. Pasalnya, tidak semua masyarakat di pelosok desa paham dan mau menggunakan jasa perbankan. Dirut Perumda Bank BPR Majalengka Atjeng Hadis Susanto mengatakan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kerap dipandang sebelah mata oleh perbankan. Karena itu pihaknya beberapa kesempatan melakukan sosialisasi dan jemput bola ke desa dan kecamatan. Diharapkan pendekatan itu efektif membuat masyarakat desa tidak segan datang dan menggunakan jasa perbankan. Sehingga roda perekonomian berputar dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Ini terkait dengan keuntungan yang kecil, risiko kredit macet dan sebagian besar belum memiliki persyaratan untuk pengajuan pinjaman. Untuk itu kita mempunyai tim yang mempunyai jadwal sosialisasi ke pelaku UMKM di berbagai pelosok desa,” terang Atjeng kepada Radar Cirebon. Menurut Atjeng, UMKM memiliki potensi dan kontribusi besar bagi perbankan. Karena usaha itu telah teruji ketahanannya terhadap fluktuasi kondisi ekonomi nasional maupun global. Namun kendala klasiknya tetap sama, yakni masalah permodalan. Untuk itu institusinya berani masuk dan mengembangkan potensi UMKM. “Sosialisasi ini sebagai ajang pencerahan kepada masyarakat mengenai berbagai kasus investasi. Karena belum pahamnya masyarakat mana investasi yang dijamin pemerintah melalui LPS dan sesuai aturan BI dan OJK. Sehingga tergiur keuntungan yang besar tanpa menyadari akan risikonya yang besar pula,” ungkapnya. Belum lagi penipuan dengan janji pelunasan kredit oleh suatu lembaga yang tidak jelas. Karena ada beberapa nasabahnya yang pernah mengajukan pelunasan dengan menggunakan surat atau dokumen yang tidak benar. Sebagai perbankan yang 100 persen sahamnya milik pemda, Atjeng menyebutkan tahun 2017 ini laba bersih yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp 5,5 miliar. Daei laba tersebut, BPR menyumbang ke pemda sebagai PAD Rp 2,7 miliar. Kepercayaan dari pemda dan legislatif untuk meyertakan modal akan digunakan memperkuat dan mengembangkan lagi usaha BPR yang dipimpinnya. Untuk transparansi kepada semua pihak, BPR secara rutin memublikasikan neraca keuangan. \"Di situ terlihat perkembangan dan kondisi terkahir dari berbagai pos. Seperti aset, laba, kredit yang disalurkan, dana yang dihimpun dan lainnya. Secara keseluruhan, setelah diaudit kantor auditor publik, bank kita sehat. Dinilai dari berbagai rasio semua hasilnya baik,” ujarnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: