POBSI Kota Cirebon, Ketar-ketir soal Regenerasi

POBSI Kota Cirebon, Ketar-ketir soal Regenerasi

CIREBON – Biliar sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) prestasi ternyata masih menghadapi banyak problem. Hal ini diakui Ketua Umum Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kota Cirebon, Saut Pasaribu. Menurut dia, sampai sejauh ini POBSI masih kesulitan regenerasi atlet. Minimnya kejuaraan menjadi masalah paling besar yang harus segera ditangani POBSI. Agar mampu melahirkan pebiliar-pebiliar baru, POBSI setidaknya membutuhkan dua kali kejuaraan dalam satu tahun. “Adanya kejuaraan bisa membangkitkan semangat anak-anak muda untuk serius menggeluti cabang olahraga biliar,” kata Saut, kemarin. Sayang, POBSI masih kerap kekurangan dana untuk melaksanakan sebuah kejuaraan. Bahkan, untuk kejuaraan kecil yang hanya mencakup wilayah Kota Cirebon saja kesulitan. “Sejauh ini hanya POBSI yang konsen terhadap perkembangan biliar sebagai olahraga prestasi. Kita butuh peran lebih besar dari pemerintah dan pihak swasta,” imbuh ketua umum POBSI dua periode tersebut. Kebutuhan mendesak akan atmosfer kompetisi membuat Saut harus terus memutar otak. Meski anggaran yang dibutuhkan belum tersedia, dia bersikeras akan melaksanakan kejuaraan secara rutin mulai dari tahun ini. Untuk kepentingan itu, dia akan berusaha menggandeng beberapa pengusaha dan perusahaan. Dia berharap, rencananya itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan KONI. Dalam waktu dekat, dia akan membuat perencanaan yang lebih detil. “Biliar tidak boleh lagi dianggap sebagai permainan hiburan. Kita punya banyak potensi tapi mereka hanya main-main. Cara padang anak-anak muda ini yang harus kita ubah. Karena itu, harus ada kejuaraan,” tandasnya. Persoalan regenerasi atlet ini memang membuat POBSI berada dalam posisi dilematis. Pasalnya, biliar merupakan salah satu cabor unggulan Kota Cirebon. Dalam dua edisi Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar terakhir, yakni tahun 2010 dan 2014, POBSI sukses menjaga tradisi medali emas. Mau tidak mau, ekspektasi KONI terhadap POBSI sudah cukup tinggi. KONI tentunya mengharapkan para pebiliar kembali berjaya di Porda berikutnya. Di sisi lain, terhambatnya regenerasi atlet membuat posisi induk organisasi cabor biliar di Kota Cirebon kian terdesak. Sementara waktu makin mendekati Babak Kualifikasi (BK) Porda Jabar XIII/2018, POBSI makin ketar-ketir. Sejumlah pebilar alumni Porda 2014 masih bisa diandalkan. Sejumlah nama seperti Nonny Kristyanti Andilah dan Sri Rengganis di sektor putri serta Dicky Suprapto, Arie Ariesandi dan Hesky Hermoyo di sektor putra masih bisa bermain. Namun, peluang terbesar menjaga tradisi emas hanya berada di pundak Nonny. Sementara Sri Rengganis dan Dicky yang juga meraih emas di Porda 2014, sudah memasuki kelas senior yang memiliki persaingan jauh lebih ketat. “Selama ini persangan kita bagus di kelas junior. Karena itu kita membutuhkan lebih banyak lagi pebiliar-pebliar muda yang kualitasnya bagus,” jelas Saut. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: