Disporbudpar Gusar, Okupansi Hotel Naik tapi Sebatas Transit
KESAMBI – Pertambahan jumlah hotel, selaras dengan tingkat hunian (okupansi) tamu. Tapi, tamu yang menginap di hotel mayoritas tak melewati dua hari atau sebatas liburan singkat dan transit. Hal ini membuat Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) gusar. Tamu yang menetap di hotel dengan waktu singkat, tidak memberi dampak signifikan kepada pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak hotel dan restoran. “Keberadaan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) memang mempermudah transportasi. Tapi karena cepat itu, akhirnya hanya sebentar-sebentar tinggal di Cirebon,” ujar Kepala Bidang Pariwisata DKOKP, H Eddy Tohidi, kepada Radar, Kamis (9/3). Edi berharap, berharap para wisatawan bisa lebih lama untuk menghabiskan waktu di Cirebon agar bisa membantu meningkatkan ekonomi dan juga pariwisata di Cirebon. Hingga saat ini baru wisata kuliner yang menjadi destinasi paling dicari wisatawan dari berbagai daerah. Padahal, standar kota tujuan wisata mestinya bisa menahan pengunjung selama mungkin untuk tinggal. “Kita memang kekurangan atraksi wisata. Nah, kita akan upayakan dengan ada kalander event bisa menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama,” katanya. Menurut Edi, kecenderungan yang terjadi selama ini, okupansi hotel naik di weekend saja. Artinya, pengunjung mulai menginap Jumat atau Sabtu dan kembali ke kota asal Minggu. Dengan adanya agenda pariwisata, ke depan diharapkan bisa menahan pengunjung lebih lama. “Mudah-mudahan ya, dengan adanya agenda pariwisata dan kalender wisata kita bisa menahan mereka lebih lama,” katanya. Edi tidak menampik, tingkat kunjungan ke Kota Cirebon tiap bulan terus bertambah sebanyak 20 hingga 25 persen. Hal ini cukup menggembirakan dan bisa mendorong berkembangnya ekonomi lokal berbasis pariwisata. Diungkapkan Edi, Cirebon memiliki 20 hotel berbintang dan 45 hotel kelas melati. Dengan komposisi ini, Kota Cirebon memiliki keunggulan dari segi akomodasi perhotelan. Wisatawan memiliki pilihan yang sangat beragam dari segi harga dan jenis hotel. Keberadaan hotel dan restoran, kini menjadi salah satu penyumbang PAD paling signifikan. Setiap tahunnya dua pajak ini selalu mengalami peningkatan perolehan. Untuk pajak hotel tahun ini saja ditarget Rp12,5 miliar. Perolehan tahun 2016 Rp11,76 miliar. Untuk pajak restoran, tahun ini ditarget Rp24 miliar dengan perolehan tahun lalu sebesar Rp23 miliar. (apr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: