Asuransi Pertanian Minim Peminat
INDRAMAYU - Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) masih belum begitu menarik bagi petani. Buktinya, baru sebagian kecil petani di Kabupaten Indramayu yang mengikuti asuransi ini. Padahal manfaat asuransi ini sangat besar. Karena dapat memberikan jaminan bagi petani, dari sejumlah risiko selama menjalankan usaha tani mereka. \"Baru sebagian kecil petani Indramayu yang ikut dalam asuransi ini. Bahkan belum mencapai seperlima dari luas lahan yang ada di Kabupaten Indramayu,” kata Direktur Utama Asuransi Jasindo, Solihah. Solihah mengatakan, untuk meningkatkan partisipasi petani dalam kepesertaan Asuransi Usaha Tani Padi, diperlukan kegiatan sosialisasi. Salah satunya melalui digitalisasi pertanian. \"Apabila digitalisasi pertanian sudah diterapkan secara luas di Indramayu, maka Asuransi Jasindo pun mudah memetakan area sosialisasi,\" tutur Solihah. Solihah menjelaskan, risiko yang dijamin dalam Asuransi Usaha Tani Padi di antaranya risiko gagal panen akibat banjir, kekeringan dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Untuk OPT di antaranya, penggerek batang, wereng batang coklat, walang sangit, tikus, ulat grapyak dan keong mas. Sementara Direktur Operasi Ritel Asuranai Jasindo, Sahata L Tobing mengungkapkan, Kabupaten Indramayu sejak awal pelaksanaan program pada 2015 sudah 8.000 hektare sawah yang tercover Asuransi Usaha Tani Padi. Jumlah itu meningkat dua kali lipat pada 2016. \"Mudah-mudahan tahun ini setidaknya 20 ribuan hektare sawah di Kabupaten Indramayu terlindungi asuransi,\" tutur Sahata. Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid menambahkan, target kepesertaan petani di Kabupaten Indramayu dalam AUTP pada tahun ini sekitar 20 ribu hektare. Dari jumlah itu, kepesertaan petani dalam Asuransi Usaha Tani Padi baru sekitar 9.000 hektare. “Masih rendahnya tingkat partisipasi petani itu disebabkan oleh rendahnya kesadaran petani tentang pentingnya asuransi dalam usaha tani. Mungkin karena premi yang telah mereka bayar tidak bisa kembali jika mereka tidak mengalami risiko,” ujar Takmid.(oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: