Juara Liga Champions Sulit Ditebak, Spanyol Versus Jerman Paling Favorit
NYON – Lengkap sudah formasi delapan besar Liga Champions musim ini. Kemarin (16/3), AS Monaco dan Atletico Madrid menjadi dua tim terakhir yang mematutkan diri masuk perempat final. Dari peta delapan tim, Spanyol meloloskan paling banyak wakilnya. Yakni tiga tim (Real Madrid, Barcelona, dan Atletico). Disusul Jerman dengan dua klub (Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund). Tiga slot sisa dibagi rata wakil Italia (Juventus), Prancis (Monaco), dan Inggris (Leicester City). Dalam lima musim terakhir, dominasi wakil Spanyol memang sangat terasa. Sejak 2012/2013, Spanyol senantiasa punya tiga klub di perempat final. Dan sejak 2013-2014 trofi Liga Champions tak pernah pergi dari tanah Spanyol. Real menang dua kali (2013-2014, 2015-2016) sementara Barcelona sekali (2014-2015). Mengakarnya pengaruh klub-klub Spanyol ini membuat Marca kemarin (16/3) membikin prediksi-prediksi jelang undian perempat final Liga Champions sore ini (17/3). Menurut regulasi UEFA, fase delapan besar ini tak ada status unggulan maupun non unggulan. Semua dianggap sama kuat meski di rumah-rumah judi Bayern Muenchen, Barca, Real Madrid, dan Juventus adalah empat tim teratas dengan status kandidat favorit juara. Nah, selain itu, aturan yang membikin semakin seru adalah tim senegara bisa saling bentrok. Misalnya dalam tiga edisi terakhir perempat final, 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016 selalu terjadi bentrok antartim Spanyol. Bentrok Atletico lawan Barca terjadi dua kali. Masing-masing delapan besar musim 2013-2014 dan 2015-2016. Sementara 2014-2015 Derbi Madrileno tersaji di perempat final. Versi Marca kemarin, peluang El Clasico di perempat final sebesar 43 persen. Kemudian bentrokan antara tim Spanyol versus Jerman punya kemungkinan terjadi sebesar 68,57 persen. Lalu, juga ada peluang tim Spanyol bertemu dengan tim non Jerman (Italia, Inggris, dan Prancis) sebesar 42,86 persen. Kemudian kemungkinan terjadinya laga yang tak melibatkan tim-tim Spanyol berada di angka 57,14 persen. Menyambut proses drawing sore ini (17/3), entrenador Atletico Diego Simeone berkata tak masalah akan bertemu tim manapun. Meski dalam tiga tahun terakhir, tiga kali Los Colchoneros, julukan Atletico, bertemu sesama tim Spanyol. “Kami hanya memikirkan soal pertarungan lawan Sevilla, Minggu (19/3) mendatang. Kami akan berserah soal siapa yang akan kami lawan karena yang terjadi, maka terjadilah,” tutur Simeone seperti diberitakan ESPN. Pria berusia 46 tahun itu pun mencatatkan diri sebagai pelatih yang dalam empat tahun beruntun berhasil melaju hingga babak perempat final. Dan hal itu memberi bukti bahwa Simeone bersama Atletico adalah tim dengan konsistensi yang cukup tinggi. Jika Simeone tak pusing dengan pertemuan lawan tim manapun, maka entraineur Monaco Leonardo Jardim mengatakan kalau timnya akan senang kembali bertemu tim Inggris. Dan satu-satunya tim Inggris kali ini adalah Leicester City. “Setiap kali bertemu tim-tim Inggris kami selalu mendapatkan hasil yang bagus. Kami mengalahkan Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspur,” kata Jardim dalam situs remi UEFA. Musim ini Monaco dua kali mengalahkan Spurs, nama lain Tottenham Hotspur, di fase grup. Kemudian mengubur Arsenal pada 16 besar Liga Champions 2014-2015. Bertolak belakang dengan Jardim, maka kiper senior Juventus Gianluigi Buffon menghindari Leicester yang jadi satu-satunya wakil Inggris di delapan besar ini. Di tangan pelatih Craig Shakespeare, Si Rubah, julukan Leicester, lahir kembali. Rabu (15/3) lalu Leicester menundukkan Sevilla setelah kalah di pertemuan pertama 22 Februari lalu. “Tim mana yang saya hindari untuk jadi lawan? Leicester. Karena mereka sangatlah berbahaya dan gairah Leicester yang tinggi bisa menjadikan masalah bagi lawan mereka,” tutur Buffon pada Daily Mail. Sementara itu, gelandang Leicester Marc Albrighton kepada Mirror kemarin mengatakan tak akan buru-buru memesan tiket liburan. Karena siapa tahu Leicester akan maju ke final di Cardiff yang berlangsung 3 Juni mendatang. “Kami akan terus menikmati momen ini dan kita lihat sejauh mana kami akan bisa melangkah. Jika Anda sudah terjun di satu kompetisi maka tak mungkin berpikir untuk kalah atau tersisih,” sebut Albrighton. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: